Day 1—Java Soulnation: Pesta Perpisahan Sempurna dari Simply Red
Festival musik urban, Java Soulnation kembali diadakan untuk yang ketiga kalinya. Festival ini diadakan selama dua hari, 29—30 Oktober 2010. Satu hal yang paling menarik dari pergelaran Java Soulnation kali ini adalah bertepatan dengan konser keliling dunia yang dilakukan Simply Red sebagai bentuk perpisahan kepada penggemar setia mereka. Maka, pihak Java Festival production dengan bangga mempersembahkan konser terakhir Simply Red untuk para penggemar di Indonesia! Simak liputan Jagat Review di hari pertama Java Soulnation 2010!
Melihat suasana di Java Soulnation, saya merasakan aura yang berbeda dengan Java Rockin’Land lalu. Pada pergelaran kali ini, tampak penonton yang hadir kebanyakan eksekutif muda dan orang-orang berusia sekitar 35—45 tahun. Maklum, banyak yang mengincar penampilan spesial dari band tahun 80-an, Simply Red, walaupun harus membayar lebih untuk membeli tiket special show sebesar Rp780.000 (tribun)—Rp1.500.000 (VIP).

Pandji Pragiwaksono membuka malam dengan musik hiphopnya dan menyanyikan beberapa lagu andalannya dan sebuah single terbaru berjudul “LXIX”. Pandji ditemani beberapa penyanyi yang mendampinginya selama pertunjukan, salah satunya adalah penyanyi bertubuh subur, Saykoji. Malam itu, AHA main stage diguncang musik hip hop dalam negeri yang tidak hanya ear catching, tapi juga sarat akan pesan kemanusiaan dan nasionalisme. Good job, Pandji!

Di panggung lain, sebuah band berisi sekumpulan anak muda, Drew, menarik perhatian penonton dengan pilihan lagu yang cukup familiar, seperti Telephone (Lady Gaga), California Girl (Katy Perry), Just The Way You Are (Bruno Mars), dan lain sebagainya. Penampilan band yang membawakan musik pop dengan sentuhan akustik ini cukup menghibur dan membuat penonton penasaran dengan mereka. Buktinya, CD mereka yang dibagikan secara gratis laris diserbu penonton! Melihat penampilan mereka malam itu, saya pun tidak sabar mendengarkan musik yang mereka bawakan di dalam CD tersebut.
![]() |
![]() |
![]() |
Jam 19.45, penonton sudah mulai tertib mengantri untuk menyaksikan special show dari Simply Red. Tepat pukul 20.45, Mick Hucknail dkk tampil dengan sangat memukau dan membawakan total 20 lagu, di antaranya “It’s Only Love”, “Stars”, “You Make Me Feel Brand New”, “Fairground”, dan “Come to My Aid”. Konser perpisahan malam itu ditutup dengan lagu andalan, “If You Don’t Know Me by Now”. Penampilan Simple Red malam itu terlihat begitu spesial karena mereka membawakan semua lagu dengan hati, sangan menghayati. Penonton pun tak pernah berhenti bertepuk tangan, berteriak, dan ikut berdendang bersama. Malam itu, Mick Hucknail tampil sama seperti penampilannya pertama kali di tahun 1983. Suara emasnya tidak berubah sedikit pun, penampilan panggungnya pun masih sama: kharismatik dan sangat menghibur. Goodbye Simply Red. Kami sangat bangga dapat menjadi bagian dari seluruh penggemar yang bisa melihat penampilan terakhir kalian!
Satu penampil yang menarik perhatian malam itu adalah penyanyi tunanetra asal Amerika, Raul Midon. Penyanyi yang sering disamakan dengan Stevie Wonder ini tampil begitu bersahaja. Dengan segala kekurangannya, ia berhasil membuat penonton terpaku dengan permainan gitarnya yang apik dan suaranya yang merdu melalui lagu-lagunya, seperti “Everybody”, “Pick Somebody Up”, dan “Everyone Deserve A Second Chance”. Lirik-lirik lagu yang digubahnya pun sangat inspiratif, seakan mengajak penonton untuk menyelami perasaan seorang Raul Midon. Ciri khas Raul Midon adalah one-man show-nya yang bahkan tidak membutuhkan kehadiran drum atau alat musik lainnya untuk menghadirkan efek suara instrument musik pada umumnya. He made all those voices by himself and it was awesome! Bagi Anda yang belum pernah mendengar atau melihat penampilan bintang yang satu ini, saya sarankan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. Saya jamin, Anda akan jatuh hati dengannya!
Pesta musik urban belum selesai. Masih ada satu hari penuh taburan bintang yang akan berlangsung malam ini (30/10). Tunggu informasi selengkapnya, hanya di Jagat Review!
*foto diambil oleh Pramanaya Tjokronegoro