World’s Masterpiece: Bersabdalah Zarathustra

Elex Media Komputindo kembali menerbitkan seri World’s Masterpiece lainnya, Bersabdalah Zarathustra. Karya ini merupakan salah satu mahakarya yang pernah dihasilkan Nietzsche selama hidupnya. Bahkan, karya ini dianggap sebagai karya Nietzsche yang paling signifikan.
Bagi yang belum pernah membaca naskah aslinya, mungkin Anda dapat menjadikan komik ini sebagai pilihan. Jika membaca versi aslinya, belum tentu Anda akan paham sepenuhnya karena Nietzsche menggunakan banyak metafora dan simbol. Ya, menjadikan sebuah mahakarya besar sepanjang sejarah ke dalam bentuk komik memang sebuah ide yang cemerlang karena dapat membuat masyarakat umum mengenal karya-karya yang selama ini dianggap sebagai “bacaan berat” yang diperuntukkan bagi kalangan akademisi saja.
Karya ini berkisah mengenai perjalanan hidup Zarathustra. Namun, Zarathustra di dalam kisah Nietzsche bukanlah Zarathustra sang nabi, pionir ajaran Zoroastrianisme yang berkembang di wilayah Iran pada masa-masa Sebelum Masehi. Nietzsche menggambarkan Zarathustra sebagai sosok yang selalu mempertanyakan eksistensi Tuhan yang bermuara pada pemikiran bahwa Tuhan telah mati dan yang ada hanyalah manusia itu sendiri. Manusia harus berusaha untuk berkembang dan mencapai fase sebagai manusia super (superman, overman, superhuman). Melalui karya ini, Nietzsche juga menyampaikan bahwa manusia akan melewati fase kehidupan abadi yang berulang tiada henti, seperti sebuah kelahiran kembali dengan tata kehidupan yang sama.
Bagi Anda yang menyukai sejarah dan ilmu filsafat, komik ini bisa menjadi salah satu alternatif pembelajaran pemikiran Nietzsche. Namun, karena dibuat ke dalam bentuk komik, banyak bagian dan detail dihilangkan, hanya bagian-bagian terpenting saja yang disertakan di versi komik ini.
Penulis:
Variety Art Works
Terbit:
Mei 2010
Kategori:
komik
Harga:
Rp29.800
Jumlah halaman:
190 halaman
Penerbit:
Elex Media Komputindo
Kenalkah Anda dengan masterpiece yang satu ini? Mahakarya Friedrich Nietzsche yang berjudul asli Also sprach Zarathustra: Ein Buch für Alle und Keinen ini sempat menimbulkan kehebohan karena Nietzsche mengajukan konsep “Tuhan telah mati”. Karya yang terdiri dari empat bagian dan ditulis dalam rentang waktu tahun 1883—1885 ini disederhanakan ke dalam bentuk komik agar lebih mudah dipahami pembaca awam.