Ketika Situs Jejaring Sosial Menggerakkan Dunia

Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran internet telah mengubah cara dunia berinteraksi. Dengan cara yang mudah dan praktis, semua manusia di seluruh dunia dapat saling berkomunikasi dan berbagi informasi tanpa terhalang sekat jarak dan fisik. Semuanya dapat dihadirkan dalam kecepatan penyampaian informasi yang mengagumkan dan dapat diakses oleh mereka yang memiliki koneksi untuk dapat terhubung di dunia maya. Internet membuat setiap manusia yang berada di bumi memiliki potensi untuk saling terhubung satu sama lainnya.
Jika pernyataan dia atas adalah sesuatu yang menurut Anda hiperbolik pikirkan lagi. Beberapa kasus nyata yang terjadi di dunia belum lama ini dapat menjadi bukti yang jelas memperkuat pernyataan tersebut. Mesir menjadi “korban” kekuatan situs jejaring sosial yang paling hangat belakangan ini. Gerakan untuk menggulingkan pemerintah dan memicu revolusi yang masif itu sesungguhnya berawal dari sebuah gerakan yang sederhana di Facebook. Sebuah grup yang beranggotakan penduduk Mesir yang tidak lagi puas dengan pemerintahan Mubarak mulai mendapatkan pendukung dalam jumlah yang besar. Ketika jumlah pendukung tersebut semakin banyak, sebuah perorganisasian gerakan untuk melakukan demonstrasi dan menggalang massa dilakukan. Kelompok ini juga menggunakan Twitter sebagai media yang efektif untuk saling berbagi informasi dan merencanakan revolusi tersebut. Hasilnya? Seperti yang dapat Anda saksikan sekarang ini, Mesir sedang mengalami revolusi yang lahir dari persatuan rakyatnya. Percaya atau tidak, Facebook dan Twitter lah yang menjadi media pemicu pergerakan tersebut.
Kita sebenarnya juga tidak perlu berkelana begitu jauh hanya untuk memahami dampak dari situs jejaring sosial ini. Negara tercinta kita, Indonesia juga pernah merasakan dampak yang sama. Siapa yang masih ingat dengan kasus Bibit-Chandra yang sempat hangat beberapa waktu yang lalu? Gerakan Facebook yang dibentuk oleh masyarakat yang merasa rasa keadilan nya tercoreng pada penanganan kasus Bibit-Chandra menjadi senjata yang cukup efektif untuk menekan pemerintah yang di kala itu tampak diam. Mencerminkan suara rakyat, gerakan tersebut perlahan-lahan mulai mendapatkan perhatian dari pihak yang terkait, dan berbagai langkah untuk menindaklanjuti permintaan tersebut mulai dilakukan. Walaupun sampai saat ini hasilnya belum kelihatan jelas, namun sekali lagi Facebook memperlihatkan kemampuannya sebagai media untuk memperjuangkan apa yang diinginkan oleh masyarakat dan bukannya hanya segelintir orang yang memegang kekuasaan belaka.
Anda mungkin masih menggunakan Facebook dan Twitter sebagai sarana untuk sekadar mencari pertemanan dan mengeluarkan curahan hati yang mendalam. Namun, potensi yang dibawa kedua situs jejaring sosial tersebut sebenarnya jauh lebih besar. Anda dapat turut membentuk berbagai opini yang berkembang di masyarakat, mengumpulkan massa, membuat perubahan, bahkan memperjuangkan jutaan nasib orang lain yang tertindas melalui sebuah pola pikir yang kritis dan sebuah tulisan sederhana.
Jika Facebook dan Twitter sudah membuktikan dirinya sebagai agen perubahan dunia yang mumpuni, maka pertanyaannya kini hanya satu : Siapkah Anda menjadi pemicunya?
