NostalGame : Final Fantasy VIII

Gamer mana yang tidak mengenal seri Final Fantasy? Nama besar Final Fantasy sebagai salah satu franchise game RPG terbesar dan terbaik yang pernah dibuat memang tidak dapat dipungkiri. Game buatan Squaresoft (Square Enix saat ini) memang merupakan tolok ukur perkembangan game RPG itu sendiri. Bagi mereka yang pernah mencoba memainkannya, Final Fantasy mampu menghadirkan berbagai kenangan dan kesan yang unik. Bagi mereka yang belum pernah memainkannya sama sekali, daya magis Final Fantasy mampu menyentuh mereka melalui berbagai desain karakter yang menawan. Bagi saya sendiri? Final Fantasy VIII lah yang mampu menghadirkan kesemuanya itu untuk pertama kalinya.
Plot dan Setting

Final Fantasy VIII memiliki setting di sebuah dunia fantasi yang terbagi atas beberapa region besar. Ada Galbadia, Ester, Trabia, dan Balamb dengan teritori kekuasaannya masing-masing. Karakter utama di dalam seri ini, Squall Leonheart, merupakan salah seorang mahasiswa di Balamb Garden, semacam pusat pelatihan kemiliteran yang didesain untuk menjaga wilayah tersebut. Dengan menggunakan nama SeeD, organisasi elite kemiliteran, Squall bersama beberapa karakter lain seperti Quistis, Zell, dan Selphie menjadi fokus dari plot permainan di awal game ini.


Kompleksitas cerita dibangun dari serangan tiba-tiba Galbadia terhadap berbagai wilayah di sekitarnya, mengundang campur tangan dari Balamb untuk menyelidiki dan mencegah hal tersebut terulang kembali. Dari “tuntutan” tugas ini lah, Squall kemudian berkenalan dengan beberapa karakter lain seperti Rinoa dan Irvine. Singkat cerita, Squall mulai memahami bahwa Galbadia berada di bawah pengaruh seorang penyihir kuat bernama Edea dan ia lah alasan utama mengapa Galbadia menjadi agressor yang kejam. Tetapi seperti biasa, cerita game yang terpecah menjadi 4 disc permainan ini tidak mungkin akan sesingkat itu. Edea ternyata hanyalah boneka yang digunakan oleh penyihir yang jauh lebih kuat. Perjuangan untuk mencari kebenaran itu pun terus berlanjut.