Pengaruh Facebook Terhadap Gangguan Makan
248 remaja perempuan—dengan kisaran usia 12-19 tahun—menjadi subjek penelitian ini. Mereka diminta untuk memberikan informasi mengenai kebiasaan mereka dalam menonton televisi dan penggunaan internet, khususnya yang berhubungan dengan acara atau konten yang menunjukkan standard kecantikan yang ekstrim. Kemudian mereka diminta untuk mengisi kuesioner yang mengandung pertanyaan seputar pendapat mereka mengenai diet, bulimia, kepuasan atau ketidakpuasan terhadap kondisi fisiknya, dan pandangan mereka secara umum mengenai perilaku makan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak seorang remaja perempuan meluangkan waktunya di Facebook, semakin besar potensi mereka mengembangkan perilaku makan yang menyimpang, ketidakpuasan terhadap penampilan dan kondisi fisik sendiri, dan dorongan yang lebih kuat untuk mengurangi berat badan. Selain itu, semakin banyak mereka terekspos pada konten fashion dan acara televisi bertema gosip dapat mengakibatkan perilaku makan yang menyimpan tersebut.
Mungkin beberapa orang tua kemudian berpikir bahwa anak-anak remajanya harus dijauhkan dan dilarang untuk menggunakan Facebook, menonton televisi, dan melarang mereka untuk menikmati tayangan-tayangan media lain. Tetapi pemikiran itu salah. Dalam penelitian ini juga didapati bahwa pengawasan dan keterlibatan orang tua dalam penggunaan media anaknya, serta secara kritis mendiskusikan konten media tersebut, dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dan melindungi mereka dari perilaku makan yang menyimpang. Sebaliknya, dengan membatasi atau bahkan melarang anak untuk menikmati tayangan di media justru dapat mengurangi kepercayaan diri yang mengakibatkan tingkat kerentanan mereka terhadap perilaku makan menyimpang semakin tinggi.