Review Killzone 3: First-Person Shooter dengan Kualitas Maksimal!
Salah satu yang cukup terasa adalah sensivitas gerakan aiming yang jauh lebih baik dan tidak lagi terasa “liar” seperti di Killzone 2. Anda akan jauh lebih mudah mengarahkan senjata dan membidik musuh dengan cepat dan akurat. Pengalaman bermain FPS melalui kontrol konsol yang selama ini dipandang tidak nyaman menjadi jauh lebih berkurang. Cover systemnya sendiri tidak mengalami perubahan yang signifikan. Secara garis besar Anda tetap dapat melakukan cover, bergerak, dan membidik musuh dari stance ini. Ini merupakan salah satu hal utama yang membuat saya jatuh cinta dengan seri ini.


Varian pasukan Helghast yang baru juga dihadirkan di seri ini. Ada pasukan khusus yang mampu bergerak cepat dengan kemampuan meleenya yang mumpuni. Selain itu, berbagai makhluk mekanikal berukuran masif juga siap untuk menghancurkan pasukan ISA yang ada. Untungnya, Anda juga akan dibekali berbagai senjata yang jauh lebih baik dengan berbagai efek yang destruktif. Ada senjata bernama WASP yang mampu menembakkan banyak roket secara sekaligus dan efektif untuk melawan musuh yang berukuran masif. Ada juga senjata teknologi Helghast yang mampu menjadikan makhluk biologis menjadi bubur darah. Bagaimana jika semua hal tersebut dipadukan dengan supply ammo yang tidak terbatas? OWNING!!


Anda juga akan dihadapkan dengan berbagai senjata dan perlengkapan perang baru yang dapat digunakan dalam event tertentu di game ini. Dari kendaraan mirip robot yang mampu menembakkan peluru dalam jumlah masif hingga jetpack yang memungkinkan Sev untuk menyusuri pertarungan dari udara dan melemparkan serangan desktrutif ke tubuh Helghast. Semuanya menghadirkan pengalaman bermain yang jauh lebih seru dan intens, membuat Killzone 3 seperti tidak kehilangan momentum untuk terus-menerus menghasilkan ketegangan yang membuat adrenalin Anda terpacu kencang.


Semuanya dikombinasikan dalam sebuah plot yang semakin kompleks. Walaupun demikian, Killzone 3 sendiri masih miskin dramatisasi. Anda mungkin akan menemukan “kekeringan” yang sulit dijelaskan yang membuat game ini kehilangan sentuhan akhirnya. Bahkan pada bagian pertarungan terakhir dan ending sekalipun, perasaan yang muncul hanyalah kepuasan mencapai ending, tanpa ada sekalipun perasaan atau adrenaline rush untuk segera memainkan seri selanjutnya.