Review Sony Cyber-shot TX10
Lebih, lebih, dan lebih. Sepertinya itulah pedoman Sony saat merancang semua kamera terbarunya. Ambil contoh Sony Cyber-shot TX10 yang diluncurkan Januari lalu dan diperkenalkan di Indonesia baru-baru ini. Kamera ini menggantikan Cyber-shot TX5 dan mengalami banyak pengembangan.
Sekilas pengembangan TX10:
- Lebih tajam: Tepatnya, 60% lebih detail. TX10 dilengkapi sensor CMOS Exmor R back-illuminated 16.2 megapixel, dibandingkan 10 megapixel di TX5. Tidak hanya memiliki resolusi tinggi, sensor ini juga sangat andal di kondisi kurang cahaya. Gambar resolusi tinggi tersebut kemudian dapat ditampilkan di layar sentuh 3 inci resolusi 921.000 dot, 3x lebih tajam dibandingkan TX5.
- Lebih HD: Sony TX10 kini dapat merekam video Full HD (1080i) dan suara stereo, dibandingkan TX5 yang hanya dapat merekam video 720p dan suara mono. Video dapat dengan mudah ditampilkan di televisi HD melalui port HDMI yang tersedia di TX10.
- Lebih 3D: Sweep Panorama 3D memungkinkan pemotretan gambar tiga dimensi dengan mudah untuk ditampilkan di layar televisi tiga dimensi. Lebih asyik lagi, tersedia juga Sweep Multi Angle 3D. Feature ini memungkinkan TX10 mengambil foto tiga dimensi dan menampilkannya langsung di layar kamera, tanpa memerlukan aksesori lain! Feature ini pertama kali kami ulas dalam “Sony WX5: 3D Tanpa Kacamata“.
- Lebih kuat: TX10 tahan terendam sampai 5 meter, jatuh dari 1,5 meter, dan beku sampai -10C. Peningkatan ini cukup signifikan dibanding TX5.
- Lebih cepat: TX10 dapat memotret sampai 10 frame per detik di resolusi penuh, 16 megapixel. Frame rate ini tidak saja lebih cepat dari TX5, tetapi bahkan lebih cepat dari kebanyakan DSLR.
- Lebih memukau: Dengan feature seperti multishot blur reduction, backlight correction (via HDR), dan low light photography, TX10 dapat menghasilkan foto yang jauh lebih menarik.
Kualitas Fisik
Sama seperti TX5, Sony TX10 adalah kamera superslim dengan bentuk sangat ramping dan lensa yang tidak menonjol. Mengaktifkan kamera cukup dengan membuka slide depan, yang akan membuka lensa, flash, lampu AF-assist, dan mic stereo. Hampir seluruh bagian kamera, termasuk slide penutup ini, terbuat dari metal. Rentang zoom lensa tidak berbeda dengan TX10, memberikan rentang dari 25 mm sampai 100 mm, dengan 4x zoom. Lensa ini dilengkapi peredam getar.
Di bagian atas kamera yang ramping, terdapat beberapa tombol yang tak kalah rampingnya, yaitutombol power, tombol shutter, tuas zoom, dan tombol REC. Tombol perekaman video kini terpisah dengan tombol shutter sehingga kita dapat merekam video secara langsung tanpa masuk ke mode movie. Selain itu, saat kita sedang merekam video, kita juga dapat memotret dengan tombol shutter.
Feature ini memang sangat bermanfaat, tetapi ternyata berpengaruh buruk terhadap kecepatan. Saat kita ingin merekam film dan menekan tombol REC, kamera memerlukan sekitar 30 detik untuk berpindah ke mode movie dan memulai rekaman. Beberapa kali kami sempat kehilangan momen karena jeda lama ini. Di TX5, perekaman dimulai lebih cepat karena kamera harus dipindah ke mode movie secara manual.
Layar TX10 adalah salah satu layar terbaik yang pernah kami coba. Resolusinya tinggi dengan ukuran besar. Layar ini merupakan layar sentuh tipe capacitive, berbeda dengan TX5 yang menggunakan layar sentuh tipe resistive. Ini berarti layar TX10 dapat dioperasikan dengan hanya sentuhan ringan. Viewing angle layar ini juga sangat baik, dengan kecerahan yang bagus.
Namun, layar tipe capacitive ternyata juga memiliki kelemahan. Layar sentuh tipe ini bekerja dengan listrik statis dari ujung jari kita, bukan dengan tekanan. Saat kering, tidak ada keluhan dari kami. Namun, saat layar basah atau saat kamera digunakan dalam air, ternyata layar menjadi kurang responsif. Sifat konduktor air sedikit mengganggu sensitivitas layar sentuh.