NostalGame: Diablo II – Lord of Destruction
Apa yang Saya Benci dari Diablo II?
Jika membicarakan kekurangan Diablo II, saya harus mengakui agak kesulitan untuk menemukan celah itu. Namun ada dua hal yang saya rasakan sebagai kekurangan:
Tidak ada Sub-Quest
Quest-quest yang ditawarkan Diablo memang hadir dalam jumlah yang terbatas. Seringkali, hanya 6 tugas yang harus Anda selesaikan sebelum berpindah ke kota yang lain. Namun, Anda tidak akan menemukan sistem sub-quest sama sekali yang sering ditemukan di RPG lain. Jangan berharap Anda akan mendapatkan permintaan bantuan dari random NPC yang ada di kota. Setiap quest yang harus dilakukan tercatat sebagai quest utama yang dibutuhkan untuk melanjutkan progress permainan.
Quest Tanpa Penjelasan
Salah satu kekurangan lain yang cukup mengganggu adalah penjelasan tentang Quest yang sering terasa sangat minim. Anda terkadang hanya disuruh untuk membunuh monster A di tempat B, dan itu saja. Anda tidak diberi tahu lokasi tepatnya si tempat B dan yang harus dipersiapkan untuk melawan monster A. Walaupun terkadang “kekurangan” seperti ini justru malah menghasilkan keuntungan bagi pemain lewat kesempatan leveling up yang dihadirkan, namun bagi saya pribadi tetap saja terasa mengganggu.
Sensasi Setelah Memainkannya Kembali

Memainkan Diablo II kembali setelah lebih dari 7 tahun tidak menyentuhnya benar-benar terasa nostalgic. Kemampuan game ini untuk menghadirkan pengalaman bermain yang maksimal sepertinya tidak akan pernah usang dan masih terasa relevan hingga saat ini. Saya mulai merasa Blizzard memang memiliki kapasitas untuk melahirkan sebuah mahakarya yang entah bagaimana caranya, masih tetap menyenangkan untuk dimainkan setelah 11 tahun perilisannya.
Kualitas grafis dan resolusi mungkin menjadi masalah untuk teknologi saat ini, namun tidak menjadi penghalang permainan yang sifatnya signifikan. Saya sendiri bahkan harus berkomitmen untuk sekadar memainkan game ini untuk kepentingan nostalgame karena entah bagaimana sang otak terus memaksa untuk kembali menyelesaikan game ini sekali lagi. Harus diakui, game ini masih pantas Anda mainkan hingga saat ini. Apalagi untuk para gamer PC yang belum pernah mengenal game ini sebelumnya.
Jangan ragu untuk berbagi pengalaman jika Anda termasuk yang mengagumi Diablo II ini di masa kejayaannya dulu. Jika semua tulisan di atas masih belum mampu memberikan nuansa nostalgia yang kentara untuk Anda, mungkin tulisan di bawah akan sedikit membantu.
Diablo II’s Single-Player PC System Requirements:
- Windows® 2000*, 95, 98, or NT 4.0 Service Pack 5
- Pentium® 233 or equivalent
- 32 MB RAM
- 650 MB available hard drive space
- 4X CD-ROM drive
- DirectX™ compatible video card
