NostalGame : Tekken 3

Apakah Anda termasuk gamer yang sempat menghabiskan sebagian besar waktu di depan Playstation dan mengorbankan masa remaja Anda? Selamat bergabung di komunitas yang sama. Konsol milik Sony ini memang sempat menjadi raja konsol selama kurun waktu yang cukup lama dengan tanpa pesaing sama sekali. Akibat yang paling terlihat jelas adalah bagaimana kita merasa memiliki hubungan emosional yang kental dengan beberapa judul game berkualitas yang sempat lahir di dalamnya. Salah satu yang paling berkesan untuk saya? Tekken 3!
Tidak pernah memainkan kedua seri sebelumnya, Tekken 3 menjadi jalan pertama saya untuk mengenal franchise raksasa game fighting milik Namco ini. Sebagai gamer yang cukup sering memainkan Street Fighter dan King of Fighter, Tekken 3 saat itu terkesan jauh berbeda. Kita tidak sedang membicarakan kualitas grafis atau desain karakter saja, tetapi juga sistem permainan yang dihadirkan. Tekken 3 saat itu sangat berfokus kepada efisiensi dan ketepatan gerakan yang terus berkesinambungan. Saya cukup kelimpungan karena terbiasa dengan gerakan setengah lingkaran milik Street Fighter.
Ketertarikan untuk memainkan game ini (lagi-lagi) datang dari informasi teman sepermainan. Apalagi ketika itu beberapa tempat penyewaan konsol yang biasanya selalu didominasi warna hijau (Winning Eleven) mulai menampakkan sedikit harapan dengan menampilkan layar penuh warna dengan suara pertarungan yang menggoda. Tekken 3 adalah fenomena yang memang tidak dapat dipungkiri membuat para gamer yang selama ini skeptis, mulai melihat genre fighting sebagai sesuatu yang pantas untuk diperhatikan.
Bertemu dengan teman untuk sekadar mengadu kelincahan mengeluarkan kombo-kombo maut di Tekken 3 menjadi pemandangan yang biasa di kala itu. Walaupun saya sendiri tidak terhitung sebagai yang terbaik dan cenderung “pemula” (karena menjadikan Hwoarang sebagai petarung andalan),kompetisi kecil seperti ini memang menghasilkan banyak memori dengan pengalaman yang berbeda-beda. Kesal karena melawan teman yang superjago menggunakan King, bertemu dengan kombo Paul yang menyebalkan, tertawa melihat tingkah laku Gon, menangis karena lebih sering kalah, dan ingin mengumpat karena jurus pemungkas Yoshimitsu yang tepat sasaran. Tekken 3 memberikan semua pengalaman itu.
Plot


Plot di Tekken 3 sebenarnya berfokus kepada Jin Kazama sebagai karakter utama walaupun ada begitu banyak karakter yang dihadirkan. Anak dari Jun dan Kazuya ini tampil sebagai alasan di balik King of Iron Fist Tournament ketiga ini. Sang kakek, Heihachi Mishima, menemukan keanehan ketika banyak pertarung kelas dunia mulai menghilang. Heihachi menaruh kecurigaan di sosok bernama Ogre yang juga dikenal sebagai “God of Fighting”.
Menangkap Ogre dan menyerap kekuatannya menjadi obsesi Heihachi. Oleh karena itu, ia menggelar King of Iron Fist 3 untuk menarik Ogre dan menangkapnya. Jin Kazama yang kehilangan ibunya akibat serangan Ogre dimanfaatkan Heihachi sebagai pion utama untuk mengalahkan dewa bertarung itu. Walaupun akhirnya Jin dapat mengalahkan True Ogre, Heihachi melihat sisi yang berbeda dari Jin. Ketakutannya akan Devil Gene di dalam tubuh Jin, membuat kakek tua ini memburu sang karakter utama.