Skype Breakdown, Microsoft (seperti) “Kehilangan Muka”
Berita mengejutkan perihal pengakuisisian Skype oleh Microsoft memang masih hangat dibicarakan. Dua minggu lalu, Microsoft resmi membeli Skype dengan harga yang cukup fantastis, 5,2 juta pounsterling! Tidak sedikit pihak—terutama para pengguna Skype yang jumlahnya mencapai 600 juta orang—yang menanti inovasi yang akan Microsoft lakukan atas aplikasi yang terkenal dengan layanan internet phone tersebut.
Sayangnya, Rabu (26/5) hingga Kamis (27/5) lalu, terjadi “kericuhan” di ranah Skype yang membuat jutaan pengguna Skype di dunia tidak bisa mengakses aplikasi ini. Beberapa pengguna Skype melontarkan kekecewaan mereka di ranah Twitter. Melihat lamanya error yang terjadi, protes dan kekesalan yang dilayangkan para pengguna kepada Skype memang beralasan.

Menanggapi hal tersebut, Twitter langsung memberikan konfirmasi melalui akun Twitter resmi mengenai kesalahan teknis yang sedang terjadi. Dua belas jam kemudian, Skype memberikan solusi perbaikan untuk para pengguna Windows. Awalnya, Skype menyatakan bahwa kesalahan teknis tersebut terjadi karena percobaan perbaikan sistem yang sedang dilakukan. Pihak Skype menyatakan bahwa memang akan ada “sedikit” pengguna Skype yang terkena imbasnya. Faktanya, jutaan pengguna mengeluh tidak bisa melakukan log in dan bahkan ada pula yang terputus saat sedang melakukan internet call.
Peristiwa ini membuat beberapa pengguna Skype kembali mengingat kejadian serupa yang pernah terjadi Desember 2010. Saat itu, Skype mengalami breakdown yang menyebabkan 15 juta penggunanya tidak dapat menggunakan fitur internet call. Saat itu, Skype menjanjikan pemeriksaan server agar pemutusan tidak lagi terjadi.
Kejadian yang berulang ini tentunya akan mempermalukan Microsoft sebagai pemilik baru Skype. Para analis pun mulai mempertanyakan perihal kesesuaian harga pembelian yang fantastis tersebut dengan teknologi dan penghasilan yang relatif kecil yang dihasilkan Skype. Menanggapi pesimistis tersebut, founder Skype Niklas Zennstrom menyatakan bahwa potensi menyeluruh Skype belum tergali seluruhnya. “Microsoft dapat mengembangkan kualitas layanan telepon dan video call yang ada di Skype. Saya rasa Microsoft memiliki kesempatan yang sangat besar untuk mengintegrasikan fitur-fitur Skype ke pelayanan Microsoft lainnya,” ujarnya dalam sebuah wawancara di Forum e-G8 di Paris, Kamis (26/5).