Review F.3.A.R: Reuni Keluarga, Kelahiran, dan Kehancuran Dunia
Sebelum FEAR pertama, tidak pernah ada gamer yang menyangka akan bertemu dengan hantu di tengah medan pertempuran. Oleh karena itu, perasaan mencekam yang selalu membuat deg-degan menghantui setiap langkah di dalam FEAR. Hal tersebut menjadi atraksi terbesar dalam seri game ini. Tradisi tersebut juga diwariskan dalam FEAR kedua. Pesonanya masih kuat dan cerita yang mencekam turut mendukung horor yang diciptakan Alma, wanita misterius yang menjadi topik utama FEAR. Namun, apakah F3AR yang merupakan seri ketiganya masih dapat mempertahankan resep yang sama? Saat ini gamer yang mengikuti seri game ini pasti sudah hafal dengan formula horornya.
Apakah F3AR mengalami penurunan “horor” seperti prediksi di atas? Ya, bila Anda gamer setia FEAR! Formula yang digunakan pada F3AR masih sama dengan seri terdahulu. Jadi, Anda dapat menebak kapan Alma dan berbagai horor yang dilepaskannya muncul. Perasaan mencekam yang menjadi ciri khasnya memang masih ada. Namun, tidak sedalam ketika, katakanlah, pada FEAR pertama. Akan tetapi, untuk pemain yang baru pertama kali merasakan horor game ini, F3AR masih mampu membuatnya tercekam dan melempar mouse ke lantai ketika Alma tiba-tiba muncul di depan muka.
Horor hanyalah salah satu formula yang dikemas dalam F3AR. Pada dasarnya, game ini adalah First Person Shooter yang penuh dengan action. Jadi, sangat tidak adil bila memvonis game ini hanya dari perasaan mencekam yang berhasil diciptakannya. Bahkan, harus diakui bahwa pertempuran dalam F3AR menyumbang peran yang sangat besar pada daya tariknya. Beragam persenjataan dan musuh yang pantang menyerah akan menemani perjalanan Anda melalui mimpi buruk akibat seri FEAR sebelumnya.
Cerita pada game ini merupakan penyelesaian dari seri sebelumnya. Anda tentu masih ingat dengan cerita FEAR sebelumnya. Bagaimana kematian Fettel, pemimpin pasukan super soldier pemberontak yang dieksekusi Point Man pada FEAR pertama membangkitkan Alma dan berakhir dengan hamilnya Alma pada FEAR kedua. Nah, game ketiga ini meneruskan perjalanan Point Man bersama “hantu” Fettel yang ternyata adalah saudara lelakinya untuk bertemu kembali dengan ibu mereka, Alma. Bagaimana cerita ini berakhir tergantung dari performa Anda ketika bermain.
Apa maksudnya? Mengapa akhir dari cerita ini tergantung dari usaha Anda? Ternyata, performa Anda ketika bermain nantinya akan digunakan untuk menentukan salah satu dari dua akhir cerita. Ketika bermain, Anda akan bertemu dengan beragam tantangan yang terkait dengan aksi dalam pertempuran. Tantangan tersebut dibagi menjadi empat jenis, yaitu Aggression, Tactics, Aptitude, dan Psychic. Setiap kali Anda menyelesaikan tantangan tersebut, poin akan dihadiahkan. Poin tersebut pula yang akan digunakan untuk meningkatkan level Anda! Kenaikan level tersebut tentu saja tidak hanya hiasan belaka karena kemampuan Anda akan juga akan meningkat.

Lalu, bagaimana tantangan di atas dapat memengaruhi akhir cerita. Nantinya, setiap jenis tantangan akan diperhitungkan nilai totalnya dan dibandingkan dengan performa Fettel. Bila Anda bermain sendiri, Fettel memiliki poin yang telah ditentukan. Namun, lain lagi bila Anda bermain bersama teman menggunakan mode multiplayer Cooperation. Poin yang berhasil dikumpulkan tersebut akan diadu. Bila Point Man menang, maka ending akan mengikuti ceritanya. Lain lagi bila Fettel yang menang. Penasaran? Anda harus melihat sendiri akhir dari cerita yang Anda mainkan!
Apakah musuh yang ada dalam game ini dapat memberikan tantangan? Anda tentu masih ingat betapa pintarnya musuh pada FEAR pertama. Mereka dapat menyerang dengan taktik yang membuat kewalahan. Bahkan, sering kali mereka mengalihkan perhatian Anda ke rekannya di depan sementara serangan sebenarnya justru berasal dari samping. Musuh pada F3AR sayangnya tidak setajam itu. Mereka memang beringas ketika menyerang. Namun, tidak pintar. Tentara yang menggunakan senjata jarak dekat seperti shotgun memang harus mendekat untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Akan tetapi, bukan berarti mereka harus lari mendekat tanpa berlindung. Akibatnya, pasukan yang mematikan tersebut dapat dibunuh dengan mudah. Mereka juga sering sekali meneriakkan kondisi pasukannya yang terus terang sangat membantu Anda. Saat pasukan Anda habis, sudah pasti Anda tidak ingin musuh mengetahuinya, bukan?
Tags:
Daftar Isi
Pages: 1 2
Load Comments




















