Jejaring Sosial Bantu Polisi Mengidentifikasi Para Pelaku Kerusuhan
Jejaring sosial tak kunjung surut dari perhatian khalayak umum di kala terjadi pergerakan sosial yang berhasil menjadi pokok berita di dunia. Beberapa kali jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter, dipandang sebagai sarana penyebaran berita tercepat. Terkadang jejaring sosial bahkan dipandang secara negatif, yaitu sebagai pemicu terjadinya kerusuhan. Pesan-pesan yang provokatif memang seringkali terlontar melalui media tersebut. Namun, kini jejaring sosial menunjukkan potensinya sebagai alat bantu pengidentifikasi pelaku kerusuhan, khususnya yang baru-baru ini terjadi di London.
Teknologi facial recognition telah lama ada dan dipertimbangkan sebagai alat bantu pengidentifikasi pelaku kerusuhan. Salah satunya yang terjadi di kota Vancouver, Kanada, bulan Juni lalu menyusul kekalahan tim Canucks dalam Stanley Cup. Sayangnya, pihak kepolisian Vancouver memutuskan untuk tidak menggunakan teknologi tersebut. Kini, sejumlah pengguna web berusaha untuk memastikan agar teknologi facial recognition, dibantu dengan database foto Facebook, digunakan semaksimal mungkin dalam proses penangkapan pelaku kerusuhan di London.
Pihak kepolisian London telah mengoptimalkan salah satu situs photo-sharing terbesar, Flickr, untuk memasukkan sejumlah foto dan meminta bantuan masyarakat untuk mengidentifikasi para pelaku. Berbeda dengan metode tersebut, sebuah kelompok di Google lebih memilih untuk bersandar kepada penggunaan teknologi dibanding tips dari masyarakat. Namun, apakah teknologi ini benar-benar akan digunakan untuk menangkap para pelaku kerusuhan di London?