NostalGame: PepsiMan
Apa yang Saya Benci dari Pepsiman?
Who is that Guy?!
Pepsiman memilki cut scene teraneh yang pernah dimiliki oleh sebuah video game dan sayangnya, sama sekali tidak memanjakan mata. Anda akan disambut dengan pria gemuk yang tidak tampak banyak bergerak dan tidak memiliki identitas. Tidak jelas peran pria ini. Apakah ia merepresentasikan para peminum setia Pepsi? Atau jangan-jangan pria ini menjadi cermin gamer yang memainkan Pepsiman? Apapun itu, kehadiran pria ini benar-benar menjadi nilai yang minus.
Awas Lubang!

Rintangan yang terdapat di Pepsiman memang beragam, namun yang paling menyebalkan adalah lubang besar yang terkadang hadir dalam posisi yang sulit dihindari. Jika rintangan lain masih memberikan kesempatan kedua bagi Anda untuk melanjutkan permainan, lubang di jalan membuat Anda harus mengulang dari check point lagi. Bertemu lubang adalah mimpi paling buruk untuk seorang Pepsiman, dan juga Anda.
Checkpoint yang Terlewat
Ini mungkin kesalahan minor yang jarang dilakukan, tetapi berdampak sangat signifikan. Perjalanan dari satu checkpoint menuju ke checkpoint yang lain bukanlah sebuah tugas yang mudah. Namun ketika Anda terburu-buru, entah mengapa seringkali Pepsiman Anda tidak bergerak ke arah yang Anda inginkan. Kasus terburuk yang bisa terjadi adalah Anda lupa menyentuh balon Checkpoint yang ada. Ini menjadi neraka! Satu kali saja gagal, maka Anda terancam untuk mengulang lagi dari awal permainan.
Ruang Sempit
Bagaimana mungkin Anda bisa menghindari begitu banyak rintangan dalam sebuah ruangan sempit jika Anda berlari dalam kecepatan yang konstan? Sang pepsiman tampaknya perlu belajar tentang hal ini. Rute yang ia pilih untuk berlari seringkali harus melewati ruangan sempit yang penuh dengan jebakan yang sulit untuk dihindari. Anda akan seringkali merasakan jatuh dan mengorbankan waktu di tempat seperti ini.
Sensasi Setelah Memainkannya Kembali

Walaupun sudah lama tidak pernah memainkan game ini sebelumnya, Pepsiman menjadi game klasik pertama yang masih saya ingat dengan baik hingga saat ini. Dari visualisasi hingga gameplay, semuanya terekam dengan jelas di otak. Bahkan theme songnya yang sederhana itu masih terdengar begitu familiar di telinga. Sebuah game yang benar-benar meninggalkan memori yang luar biasa, bahkan hingga satu dekade.
Pepsiman masih tampil memukau dengan kesederhanaan permainan yang diusung, bahkan hingga saat ini. Namun tantangan yang dihadirkan tidak terasa sesulit ketika memainkannya pertama kali. Walaupun kebanyakan rintangan masih hadir beruntun, refleks yang tepat dan cepat akan membuat Anda menyelesaikan setiap misi dengan mudah. Masalah terberat masih datang dari lubang di jalan yang seringkali harus membuat saya mengulang dari awal. Apalagi ketika dikombinasikan dengan rintangan yang membuat Pepsiman lebih lambat.
Cut-scene yang melibatkan sang pria gemuk itu juga masih terasa aneh hingga sekarang. Bahkan dengan pemikiran yang kritis, eksistensi pria ini patut dipertanyakan. Perannya sama sekali tidak signifikan. Seandainya saja mereka menggantinya dengan wanita yang menarik mata di setiap cut-scene, maka Pepsiman pasti akan tampil lebih memukau.
Jika Anda merupakan gamer yang pernah memainkan game ini sebelumnya, ada baiknya Anda mencoba menjajal game ini kembali. Sebuah usaha yang mungkin pantas untuk menggali kembali memori lama yang sudah terkubur. Bahkan hingga sepanjang industri game hidup, karakter manusia perak biru ini akan sulit untuk dilupakan. Running Hero!