NostalGame: Syphon Filter
Apa yang Saya Benci dari Syphon Filter?
Sudut Pandang
Ini mungkin hal yang tidak pernah saya keluhkan ketika memainkan game ini pertama kali di masa lalu, namun sayangnya mulai terasa mengganggu ketika game ini dimainkan kembali saat ini. Menghadirkan Logan dalam satu postur tubuh yang lengkap dengan kamera yang terus menyorot punggung benar-benar sebuah kelemahan sistem gameplay lawas yang fatal. Dengan porsi tubuh yang terkadang memakan 1/3 layar yang ada, objek-objek lain di luar Logan seperti item atau musuh sekalipun hadir dalam bentuk yang kecil dan sulit untuk dikenali. Tidak jarang Anda harus mencari musuh yang sedang menembaki Anda dengan susah payah.
Peluru Punya Jarak?
Ini mungkin hal paling mengesalkan yang dapat terjadi di Syphon Filter. Memang senjata datang dalam varian yang beragam dan masing-masing memiliki keterbatasannya masing-masing, namun jika sampai membuat peluru yang punya jarak? Ini mulai aneh. Saya akan mengerti jika memang Shotgun tidak dapat digunakan untuk musuh jarak jauh, namun untuk sebuah M-16? Hal inilah yang seringkali terjadi ketika Anda berusaha membantai semua musuh dengan menggunakan fitur lock-target. Musuh dalam jangkauan pun seringkali tidak menerima peluru Anda. Apakah Gabe Logan yang payah dalam membidik atau senjata di game ini memang buatan pabrik abal-abal?
Cut-Scene Tanpa Sensasi
Memang kita perlu belajar menghargai dan memaklumi sebuah teknologi lawas, namun bagaimana jika memang tidak berkualitas? Saya sangat mengagumi visualisasi yang dihadirkan Syphon Filter di dalam gameplaynya, namun untuk cut-scene? Sama sekali tidak. Voice acts terkesan dibuat asal-asalan, dengan penyampaian datar, tanpa dramatisasi, dan setting yang seringkali gelap. Hal yang membuatnya lebih buruk? Wajah karakter dua dimensi di tubuh tiga dimensi. #facepalm
Map yang Tak Banyak Membantu
Saya sendiri belum mengerti apakah game masa sekarang benar-benar membuat insting gamer saya semakin mandul atau memang peta di Syphon Filter tak banyak berguna. Walaupun Anda menemukan segudang objektif yang harus Anda laksanakan, hampir tidak ada informasi yang bisa Anda cocokkan dengan peta yang dihadirkan. Walaupun ada, harus diakui cukup sulit untuk membacanya. Jadi, Anda akan lebih banyak bergerak dengan insting dan acak daripada mengecek peta dan melihat dimana objektif yang dituju berada. Sebuah kelemahan yang membuat Anda harus berputar lama hanya untuk mencari daerah selanjutnya.
Sensasi Setelah Memainkannya Kembali
Mengutip ungkapan salah satu motivator terkenal di Indonesia, saya akan menganggap pengalaman memainkan game ini kembali sebagai sesuatu yang “Super Sekali!”. Berbagai memori yang sempat tertanam setelah memainkan salah satu game third person shooter terbaik ini seolah muncul begitu saja. Begitu memainkan game ini, saya langsung memilih taser sebagai senjata pertama yang ingin dijajal. Tidak sabaran, dalam 15 menit saya sudah berhasil memanggang kurang lebih empat teroris hingga matang. Membayangkan wangi yang mungkin dihasilkan darinya.
Sistem lock-target yang dihadirkan benar-benar membuat gamer mudah beradaptasi kembali dengan keseluruhan gameplay yang dibangun. Apalagi pop-up informasinya yang luar biasa informatif, membuat Anda tahu lingkungan apa saja yang dapat digunakan untuk interaksi. Namun sayangnya, kendala terbesar masih ada pada usaha untuk mencari objektif. Saya bahkan harus beberapa kali memutari area untuk mencari objektif yang dimaksud.
Jika Anda merupakan gamer yang pernah memainkan game ini sebelumnya, tidak ada salahnya untuk menjajal game yang satu ini kembali. Berbagai dukungan emulator PSX yang mumpuni memungkinkan Anda untuk bergerak dengan mesin waktu dan menggali masa-masa menyenangkan ketika memainkan Syphon Filter di masa lalu. Worth to replay!