Rencana Serangan Teroris dengan Pesawat Remote Control Berhasil Dihentikan
Bermain pesawat remote control merupakan hiburan atau bahkan hobi bagi sebagian orang. Namun, ternyata ada juga yang melihat mainan tersebut sebagai sarana untuk mengumbar teror. Rezwan Ferdaus, seorang warga negara Amerika Serikat yang tinggal di kota Ashland, berhasil dibekuk oleh pihak yang berwajib Rabu (28/9) lalu. Ferdaus ditangkap dengan tuduhan merencanakan serangan bom ke Pentagon dan U.S. Capitol dengan menggunakan pesawat remote control yang dibelinya dengan harga USD6.500.

Rencana serangan teroris oleh Ferdaus berhasil diungkap oleh FBI dan para agennya yang menyamar sebagai pemasok senjata dan bom. Dari para agen FBI tersebut, Ferdaus mendapat bahan peledak C4 palsu seberat 25 pon, enam senapan AK-47, dan tiga granat yang sama sekali tidak berfungsi. Pria berusia 26 tahun ini diduga akan mengisi pesawat remote control yang dimilikinya dengan bahan peledak tersebut.
Hingga sekarang belum ada bukti bahwa pria yang memiliki gelar fisika dari Universitas Northeastern di Boston ini memiliki hubungan dengan organisasi teroris di luar. Tampaknya, Ferdaus justru terdoktrin untuk melakukan aksi jihad akibat video yang ditemukannya di internet. Ferdaus dikabarkan telah merencanakan serangan ini sejak awal tahun 2010 dan mulai menyiapkan sejumlah ponsel yang telah dimodifikasi menjadi detonator bahan peledak. Apakah ini akhir dari cerita Rezwan Ferdaus?