Review Gears of Wars 3: Penutup Trilogi yang Sempurna!
Plot

Tidak pernah ada yang tahu mengapa Emergence Day dapat terjadi. Hari di mana Locust, sebuah ras yang sudah lama berdiam diri dalam Sera – dunia di GOW – mendadak muncul ke permukaan dan mendeklarasikan perang melawan manusia. Dalam perang yang terjadi selama 14 tahun, manusia awalnya mengeksploitasi Sera untuk Imulsion, sebuah bahan bakar yang berharga harus menghadapi ujung kepunahan eksistensi. Ketika negara-negara mulai collapse satu per satu, hanya tinggal The Coalition of Ordered Governments (COG) yang menjadi tumpuan harapan manusia. Perang pun dikobarkan untuk memusnahkan Locust, bagaimana pun caranya.
Manusia semakin terdesak. Walaupun sudah mengorbankan banyak harta benda, nyawa, bahkan kota, Locust seperti tak terbendung. Satu-satunya cara untuk melawan balik? Serangan mendadak! COG merencanakan sebuah serangan balasan, mematikan Locust tepat di jantung, di “rumah bawah tanah” mereka. Marcus Fenix, sang karakter utama, ditugaskan untuk memimpin serangan ini. Manusia akhirnya berhasil menenggelamkan semua terowongan dunia Locust dengan air, namun juga harus merelakan kota basis pertahanan manusia yang terakhir – Jacinto. Apakah perang lantas berakhir? Marcus Fenix menemukan banyak misteri tanpa jawaban dari serangan ini. Kehadiran ras baru Locust yang disebut Lambent, ratu para Locust – Myrrah, yang muncul lewat suara, serta peran ayah Fenix yang tampak signifikan harus berakhir tanpa jawaban.


Di Gears of Wars 3, semua misteri ini akan mulai terkuak satu-per satu. Dua tahun setelah event terakhir Jacinto, manusia berusaha membangun hidup baru kembali di pulau bernama Vectes. Locust yang sudah kehilangan basis pertahanan tak lagi menjadi ancaman yang serius dan digantikan oleh Lambent yang kini berevolusi dengan cepat dan mulai menguasai Sera. COG sendiri juga mulai tersebar tanpa terorganisir, mempertahankan eksistensi manusia dengan cara mereka sendiri. Marcus Fenix sekali lagi harus menjalani sebuah takdir besar setelah rekaman tentang ayahnya yang masih hidup didapatkan. Sang ayah, Adam Fenix, ternyata ditahan oleh Queen Myrrah, ratu para Locust untuk sebuah alasan yang dapat membantu manusia memenangkan perang untuk selamanya. Tak diragukan lagi, Marcus Fenix siap mati untuk menolong ayahnya di Azura, sebuah fasilitas rahasia pemerintah manusia yang kini sudah dikuasai oleh para Locust.
Apakah Marcus Fenix akan berhasil? Solusi apakah yang ditawarkan Adam Fenix untuk menghentikan perang? Siapakah para Lambent dan mengapa mereka begitu ditakuti? Anda harus mencari jawabannya sendiri dengan memainkan Gears of Wars 3 ini. Anda akan dibawa dalam perperangan besar dan epik melawan para Locust dan Lambent sepanjang perjalanan. Sayangnya, Anda juga harus kehilangan salah satu sosok penting Gears of Wars di seri kali ini.
Gameplay yang Tak Banyak Berubah

Gamer yang sudah memainkan dua seri Gears of Wars sebelumnya sudah pasti tidak akan kesulitan untuk segera beradaptasi dengan Gears of Wars 3 ini. Pada dasarnya, tidak banyak kontrol dan skema gameplay yang berubah. Anda tetap diminta untuk bergerak dari satu titik ke titik lainnya, tetap bertahan hidup dan memastikan setiap Locust dan Lambent yang berusaha menghalangi mati di ujung senapan Anda. Untuk mencapai hal tersebut, menentukan waktu yang tepat untuk melakukan cover dan menembak akan menjadi strategi kunci untuk meraih kemenangan. Pastikan saja tidak ada lambang COG berwarna merah menyala terlalu terang di tengah layar Anda, Anda pun akan baik-baik saja. Salah satu perubahan yang cukup dirasakan adalah sistem pertarungan yang kini lebih team-based dengan bantuan 3 AI lainnya. Anda juga dapat memberikan komando bagi mereka untuk menyerang musuh yang Anda bidik dengan menekan analog kiri.Walaupun inovatif, akan jarang Anda gunakan karena AI sendiri sudah cukup pintar untuk memilih target mereka sendiri.


Jika di dua seri sebelumnya, Anda hanya dapat melakukan dua pose menembak, bidik dan tanpa bidik, kini EPIC Games menghadirkan satu mode baru lagi di dalamnya. Dengan menekan tombol analog kanan, Anda kini dapat mengakses mode iron-sight. Benar sekali, Anda kini dapat melihat musuh melalui ujung bidikan senjata Anda layaknya sebuah game FPS. Namun mode ini hanya berlaku untuk beberapa senjata saja seperti Hammerburst, misalnya. Jika Anda menerapkan hal yang sama di senjata seperti Longshot Sniper Rifle dan beberapa jenis handgun, Anda akan menemukan crosshair dengan zoom lebih besar.


Perubahan gameplay juga dihadirkan dari karakter yang bisa Anda kendalikan di mode single player. Jika di masa lalu Marcus Fenix adalah satu-satunya karakter yang bisa Anda kendalikan di Gears of Wars, kali ini EPIC juga menjadikan Cole Train sebagai karakter yang playable di misi-misi tertentu. Tidak hanya sebagai penggembira, Cole juga mendapatkan porsi cerita yang cukup signifikan – termasuk latar belakang kehidupannya. Apa lagi yang berubah dari segi karakter? Gamer yang pernah memainkan GOW sebelumnya sudah pasti memerhatikan yang satu ini. Benar sekali, entah mengapa Gears of Wars 3 menambahkan begitu banyak pejuang wanita yang menjadi tangan kanan Marcus Fenix dan Cole Train di barisan depan pertempuran. Anda akan menemukan Anya Stroud dan Sam Bryne yang menambahkan sedikit sisi feminim di game penuh maskulinitas ini.

Anda yang lebih senang membunuh musuh dengan brutal juga tak perlu khawatir. Senjata andalan para COG – Lancer juga masih membawa chainsaw supernya. Anda hanya tinggal menyalakannya, mendekati musuh, dan melihat Locust dan Lambent terbelah dua dengan indahnya. Gerakan eksekusi juga masih dihadirkan untuk mengirim musuh yang sekarat ke tempat peristirahatan terakhirnya. Gerakan unik untuk setiap serangan akhir ditentukan dari senjata yang Anda pilih untuk mengeksekusinya. Satu yang pasti, it will get messy!