Harga Ultrabook Akan Menjadi Lebih Murah?
Penjualan ultrabook di awal kiprahnya dianggap akan terancam oleh harganya yang mahal. Bahkan analis dari negeri maju pun mengatakan bahwa ultrabook akan terhambat penyerapannya apabila harganya tidak bisa berada di bawah kisaran US$1.000. Apakah ultrabook bisa mencapai harga yang terjangkau atau bahkan murah?
Untuk mengetahui apa itu ultrabook, kunjungilah artikel Teknologi Ultrabook.
Komponen Internal Penentu Harga Ultrabook
Ada dua komponen internal yang menurut kami menjadi kunci penentu harga sebuah ultrabook: SSD dan prosesor. SSD adalah komponen wajib untuk menjamin feature instant-on bisa dijalankan. Sementara itu, dari sisi prosesor, yang wajib digunakan adalah prosesor Intel ULV (mobile) yang terkenal selalu lebih tinggi harganya dibandingkan prosesor mobile biasa.
Tentu saja, konstruksi dan sistem pendingin juga membuat harga ultrabook agak tinggi. Akan tetapi, keduanya sangat bergantung pada penggunaan molding dasar (cetakan). Semakin banyak digunakan (volume tinggi), produk yang dihasilkan pun akan semakin murah.
SSD pada Ultrabook
Harga SSD 120GB yang banyak digunakan untuk ultrabook saat ini masih berkisar US$200-250. Inilah salah satu biang keladi harga mahal pada ultrabook. Acer, pada ultrabook Aspire S3 pertamanya di Indonesia menggunakan teknologi hybrid SSD dengan harddisk (HDD). Teknologi ini menjadi jalan keluar sementara untuk memperoleh kapasitas besar dan performa lebih tinggi dari HDD biasa tanpa harus mengorbankan harga sistem keseluruhan. Mengapa bisa demikian? Karena dalam sistem hybrid ini SSD yang digunakan hanya berukuran kecil (kisaran 16-32GB) namun dipadu harddisk murah yang berkapasitas besar.
Akan tetapi, tahun depan, SSD seharusnya bisa menjadi murah. Intel dan Samsung sama-sama sudah menurunkan proses fabrikasi chip SSD. Hal ini membuat harganya akan menjadi murah. Sementara itu, serapan SSD di pasaran pun sudah kian baik. Ultrabook sendiri juga membantu harga SSD menjadi kian murah. Karena, semua ultrabook harus menggunakan SSD dan semakin banyak SSD terjual, tentu membuatnya menjadi makin murah, bukan?
Prosesor Ultrabook
Ultrabook yang ada sekarang masih menggunakan proses 32nm dengan teknologi Sandy Bridge ULV. Prosesor berikutnya adalah Ivy Bridge dengan proses 22nm. Mengingat pengecilan proses manufaktur juga berarti menurunkan harga bahan dasar, seharusnya ultrabook berikutnya bisa memiliki performa sama dengan harga yang lebih murah. Atau harga sama, dengan performa lebih tinggi.
Bagaimana bisa kita memperoleh ultrabook dengan performa sama tapi harga lebih murah? Begini alasannya. Intel menjanjikan performa Ivy Bridge adalah sekitar 15-20% di atas Sandy Bridge. Umumnya, peningkatan performa ini didasari oleh perbandingan prosesor generasi terdahulu dengan generasi terbaru, yang keduanya dijual dengan harga sama.
Jika kita memperhitungkan bahwa antara tiap jenjang hirarki prosesor ada perbedaan performa sekitar 5-10%, berarti untuk memperoleh performa yang didapat sekarang, hanya dibutuhkan prosesor yang 2-3 jenjang lebih murah. Mudahnya, untuk memperoleh performa yang sama dengan Core i5 yang dipakai ultrabook saat ini, hanya dibutuhkan prosesor Core i3 generasi berikutnya (Ivy Bridge).
Ya, Ultrabook Akan Menjadi Lebih Murah!
Kesimpulannya, ultrabook memang akan menjadi lebih murah di tahun mendatang. Tentunya prediksi ini tidak memperhitungkan kemungkinan bencana yang mengakibatkan shortage komponen dan fluktuasi nilai tukar mata uang ya. Melihat kondisi ini, apabila Anda menginginkan sebuah ultrabook di tahun 2011, pastikan bahwa harganya tidak terlalu mahal. Sebab, ultrabook yang ada sekarang baru ada di tahap pertama dari tiga tahap penyempurnaan ultrabook.
Untuk artikel mengenai tips memilih ultrabook, kunjungi artikel Tips Memilih Ultrabook di Jagat Review