Honda Hancurkan 1.000 Unit Mobil Akibat Banjir di Thailand
Tahun 2011 tampaknya bukan tahun yang indah bagi sejumlah perusahaan manufaktur otomotif asal Jepang. Berawal dari bencana tsunami yang melanda Jepang pada bulan Maret lalu dan kini diikuti oleh bencana banjir di Thailand. Toyota, salah satu pemain raksasa dalam industri otomotif, terpaksa menutup pabriknya di bagian timur Thailand akibat terputusnya jalur pengiriman onderdil dari para pemasok. Namun, pesaing utama Toyota dari Jepang, Honda, terpaksa menutup pabriknya di provinsi Ayutthaya yang terendam banjir sejak bulan Oktober lalu.

Tahun lalu, terhitung sekitar 170 ribu unit mobil telah diproduksi oleh pabrik Honda tersebut. Angka ini mewakili 5% dari keseluruhan produksi mobil Honda secara global. Penutupan pabrik ini disinyalir mengakibatkan tertundanya produksi mobil Honda sebanyak 170 ribu unit yang mewakili 5% dari mobil yang diproduksi perusahaan tersebut secara global. Menurut perhitungan World Bank, jumlah kerugian yang diakibatkan oleh bencana ini merupakan keempat yang terbesar di dunia, tepat di bawah bencana tsunami di Jepang tahun 2011 ini, gempa di Kobe tahun 1995 silam, dan badai Katrina pada tahun 2005.
Perusahaan manufaktur otomotif yang menghadirkan mobil CR-V dan Accord ini pun harus menuai kerugian hingga miliaran dollar akibat banjir di bagian utara Thailand tersebut. Mereka bahkan terpaksa menghancurkan lebih dari seribu unit mobil produksi yang terendam banjir untuk memastikan tidak ada yang tersebar ke showroom. Terhitung sekitar 1.055 unit kendaraan yang terdiri dari model Brio dan City mulai dihancurkan.