Extreme Overclocking AMD LLANO menggunakan Gigabyte A75-UD4H
Setting
Disclaimer : Semua setting dan/atau voltase yang diberikan di sini digunakan dalam keadaan EXTREME COOLING menggunakan Liquid Nitrogen(LN2). SANGAT BERBAHAYA untuk diaplikasikan dalam penggunaan HSF biasa untuk skenario pemakaian sehari-hari. Penggunaan voltase yang berlebihan saat overclocking dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada hardware yang Anda miliki. JagatOC Team TIDAK bertanggung jawab untuk segala kerusakan/kehilangan data yang terjadi karena overclocking sistem Anda. Lakukan overclocking dengan semua resiko DITANGGUNG SENDIRI.
Kebetulan sekali ketiga prosesor AMD LLANO ini memiliki karakteristik yang sama dalam hal overclocking, sehingga setting yang kami gunakan cukup seragam,misalnya voltase. Yang perlu diperhatikan adalah:

- CPU Voltage Control : Biasa disebut VCore. Ini adalah voltase utama CPU Anda, berpengaruh langsung kepada pencapaian clock CPU. Kami menggunakan 1.7 s/d 1.75V.
- CPU NB VID : Meski disebut NB Voltage, tapi voltase ini terkoneksi langsung dengan iGP Anda. Berpengaruh kepada pencapaian clock iGP. Kami menggunakan 1.25 – 1.3V. Penggunaan lebih dari 1.35V sudah tidak memberi scaling sehingga tidak dilakukan.
- CPU VDDP Voltage : Dalam skenario penggunaan BCLK tinggi, voltase ini kadang membantu menstabilkan hasil overclocking iGPU Anda. Kami hanya menggunakan 1.25-1.275V. Memberi Voltase lebih dari 1.3V kadang malah membuat sistem menjadi tidak stabil.
- DDR3 Voltage : Disebut juga VDimm, berpengaruh kepada pencapaian clock/timing memori Anda. RAM apacer yang kami gunakan menyukai voltase tinggi sehingga kami dapat memberinya 1.8 V.
- FCH Voltage : Voltase chipset FCH A75. Kami menemukan bahwa meningkatkan voltase ini tidak berpengaruh banyak pada pencapaian overclocking, sehingga kami meninggalkan setting ini pada nilai AUTO/Default.
Berikut ini setting CPU,BCLK, Memori dan IGP:

- CPU Frequency : Biasa disebut Base Clock (BCLK), default-nya berada pada 100Mhz. Variable ini sangat menentukan overclocking prosesor AMD LLANO yang locked, karena hampir semua variabel lain seperti CPU Clock, GPU Clock, dan Memory Clock bergantung pada nilai variabel ini. Limit BCLK sistem kami ada di sekitar 159 – 161Mhz.
- CPU Clock Ratio : Biasa disebut CPU Multiplier. Rumus CPU Clock adalah BCLK * CPU Clock Ratio. Kami menggunakan multiplier maksimal yang diizinkan oleh setiap CPU kami (29x untuk A8-3850, 27x untuk A4-3400, dan 26x untuk A6-3650).
- Memory Clock : Berupa ‘multiplier’ dari BCLK Anda (ada opsi 5.33x,6.66x,8x,9.33x). Rumus Memory Clock LLANO adalah BCLK * Memory Ratio. Karena kami menggunakan BCLK tinggi (155Mhz+), kami menggunakan memory multiplier 8x untuk mendapat kecepatan DRAM 1270-1280Mhz (DDR3-2540 s/d DDR3-2560Mhz).
- DRAM Configuration : Setting timing dari DDR3 yang digunakan. Apacer kami sanggup berjalan pada kecepatan DDR3-2600+ dan masih mempertahankan timing CAS Latency 7, sehingga kami menggunakan setting 7-11-7-27 2T.
- IGX Configuration : beragam setting dari IGP, seperti GPU Clock, share memory, dsb. Pilihan GPU clock yang ada tergantung dari model CPU yang digunakan. Nilai Default untuk Radeon HD 6550D dan HD 6410D adalah 600Mhz, dan nilai default untuk HD 6530D adalah 444Mhz. Perlu diketahui, nilai clock iGP yang ada disini merupakan hasil dari perkalian BCLK dan ‘GPU Multiplier’, sehingga jika Anda menaikkan BCLK , otomatis nilai ini naik juga. Selama pengujian ini kami tidak mengubah-ubah nilai ini dan membiarkannya pada nilai default dari prosesor masing-masing, dan mengandalkan BCLK untuk mengubah clock IGP (Misal, jika GPU Clock kami default ada di 600Mhz, menggunakan BCLK 159Mhz akan menghasilkan nilai clock GPU 159 x 6.00 = 954Mhz) .
Result
Tidak buruk, ketiga sistem AMD LLANO kami berjalan dengan stabil pada clock CPU dan GPU yang cukup tinggi, ditambah lagi kami menjalankan RAM pada clock DDR3-2500++ pada CAS Latency 7, menjadikan result kami cukup baik di benchmark 3DMark2001SE. Sistem Alva dan Hendra masli berjalan pada suhu – 60C karena kedua CPU mereka mengalami cold bug pada -70C, namun CPU yang digunakan Gatot bisa berjalan normal pada suhu -180C, sehingga pencapaian clocknya jauh lebih tinggi. Ini juga dimungkinkan karena CPU A8-3850 memiliki multiplier default yang besar.
Gatorinxs , Radeon HD 6550D – 52440 3DMark


CPU : 4611 Mhz, (159 x 29)
GPU : 954Mhz
RAM : 1272Mhz(DDR3-2544), timing 7-11-7-27 2T.
Lucky_n00b, Radeon HD 6530D – 48560 3DMArk


CPU : 4186 Mhz, (161 x 26)
GPU : 716 Mhz
RAM : 1288Mhz (DDR3-2544), timing 7-11-7-27 2T.
IRIS , Radeon HD 6410D – 44313 3DMark


CPU : 4292 Mhz, (159 x 27)
GPU : 954 Mhz
RAM : 1272Mhz(DDR3-2544), timing 7-11-7-27 2T.
Penutup
Tidak disangka-sangka, ketiga skor yang didapatkan oleh JagatOC Team ternyata cukup baik, bahkan skor yang diperoleh rekan kami Alva, tercatat sebagai world record untuk 3DMark2001SE pada kategori HD 6530D (saat artikel ini ditulis).

Sebagai perbandingan saja, skor sebuah Core i7-2600K dan GMA HD 3000 yang dioverclock habis-habisan (CPU 5.5Ghz, IGP 2400Mhz) adalah sekitar 39000 hingga 40000 3DMark. Jadi, di sini sebuah Radeon HD6410D yang merupakan seri terbawah AMD LLANO masih lebih unggul dari solusi GPU Terintegrasi Intel pada benchmark tersebut.
Setelah dirata-rata dengan hasil GMA HD3000 dan sebuah hasil dari Radeon HD 4290( 890GX), Indonesia bertengger pada posisi 2 di stage 3DMark2001SE, dan Indonesia mengantongi 8 poin untuk stage ini.

Sebenarnya, kami ingin juga menceritakan mengenai kedua sistem yang membantu melengkapi skor Indonesia , yakni :
- Dimas a.k.a Dimedevil (JagatOC Team): Core i7-2600K /GMA HD 3000 + MSI Z68A-GD80, 38900 3DMark.
- Indra Prabowo a.k.a Ablech (rekan overclocker kami dari Team ASUS ROG Indonesia) : Phenom II X4 970BE + ASUS M4A89GTD Pro/USB3 , 33935 3DMark.
Tapi mungkin cerita itu untuk lain waktu saja ya? Sampai jumpa di ulasan Hwbot Country Cup 2011 berikutnya, stay tuned!
















