Iklan akan Menjadi “Aksesoris” Baru dalam Aplikasi Mobile LinkedIn
LinkedIn, situs jejaring sosial yang menunjang hubungan profesional antar pengguna, baru saja mengumumkan laporan keuangan kuartal keempat tahun 2011. Pendapatan LinkedIn pada kuartal tersebut terhitung sebesar USD167,7 juta yang menunjukkan adanya peningkatan sebesar 105% dibanding tahun sebelumnya. Namun, di tengah maraknya penggunaan media sosial melalui perangkat mobile, bagaimana perkembangan aplikasi mobile LinkedIn saat ini?
Hingga saat ini, pengguna LinkedIn telah melampaui 150 juta orang dengan 60% di antara berlokasi di luar Amerika Serikat. Di Asia Pasifik sendiri jumlah pengguna LinkedIn telah mencapai 25 juta orang dan di Asia Tenggara sebanyak empat juta dengan satu juta orang di antaranya berasal dari Indonesia. Jumlah pengguna LinkedIn yang berkembang pesat ini berasal dari berbagai latar belakang industri dan masing-masing memanfaatkan jejaring sosial ini untuk mengembangkan citra profesional mereka.
Jeff Weiner, CEO LinkedIn, mengatakan bahwa 15% pengguna LinkedIn mengakses akunnya melalui perangkat mobile, baik smartphone ataupun tablet, pada kuartal keempat. Angka ini merupakan peningkatan dari 9% pengunjung selama pertengahan tahun 2011. Penambahan jumlah pengguna perangkat mobile memberikan ruang bagi LinkedIn untuk mengembangkan aplikasi tersebut. Sayangnya, satu hal yang belum berkembang dari strategi ini adalah pendapatan.
Untuk menjawab masalah tersebut, LinkedIn berencana untuk memonetisasi aplikasi mobile mereka dengan pemasangan iklan. Weiner menekankan bahwa LinkedIn berfokus kepada pengalaman produk yang optimal bagi para pengguna. Dengan tercapainya tujuan tersebut, jejaring sosial profesional ini mulai bersiap untuk menguji pemasangan iklan dalam lingkungan mobile LinkedIn.
Seperti yang telah kita lihat dalam aplikasi mobile lainnya, kehadiran iklan seringkali mengurangi kenikmatan pengalaman penggunaan aplikasi tersebut. Halaman aplikasi menjadi terkesan berantakan dan kotor. Apakah LinkedIn dapat menghilangkan kesan tersebut ketika beragam iklan mulai terpampang di halaman aplikasi mobile mereka?