Kebiasaan Berkirim Pesan Mengerdilkan Kemampuan Membaca?

Reading time:
February 20, 2012

Ketika era berkirim pesan melalui SMS populer di kalangan masyarakat—khususnya remaja, banyak kata yang mengalami modifikasi dan bertransformasi menjadi bentuk lain—yang hanya digunakan ketika berkirim SMS saja. Kebiasaan itu berlanjut terus dan membuat orang terbiasa menggunakan bentuk baru tersebut—yang tentunya bukan bentuk formalnya—untuk berbagai keperluan nonformal.

Kebiasaan inilah yang terus dibawa oleh para pengirim pesan—sekarang tidak hanya terbatas SMS saja, melainkan chat via BBM atau aplikasi chat lainnya—dan membuat mereka tidak pernah memperbarui pemahaman kosakata mereka yang nantinya akan menyulitkan mereka saat membaca media cetak, seperti majalah dan koran. Sebuah penelitian menyatakan bahwa seringnya melakukan pengiriman pesan dapat mengerdilkan kemampuan baca seseorang. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan orang-orang yang gemar berkirim pesan dengan orang-orang yang memilih untuk membaca koran dan buku.

text message abbreviations god9542k

Para peneliti menemukan bahwa para pengirim pesan memiliki kemampuan yang rendah untuk memahami kata-kata baru—dan juga memiliki kesulitan untuk menerima kata-kata tersebut. Orang yang membaca “bahasa tradisional cetak”, seperti buku, majalah, dan koran lebih mudah menerima dan memahami kata-kata baru. Joan lee dari Universitas Calgary menyatakan bahwa pendapat mengenai mengirim pesan dapat mendorong perkembangan bahasa seseorang adalah mitos belaka. Lee menyatakan bahwa membaca media cetak membuat orang lebih kreatif dan memiliki variasi kosakata yang lebih banyak yang tidak ditemui di bahasa “slang” yang biasa digunakan di SMS dan sebagainya. Ketika banyak orang berpendapat bahwa berkirim pesan mengasah daya kreativitas karena pelaku ‘dipaksa” untuk memutar otak menyingkat kata dan mencari bentuk lain yang lebih sederhana, cara tersebut ternyata menjadi masalah terhadap peraturan bahasa yang berlaku.

“Orang yang mendapatkan kata-kata lebih banyak dengan mudah menerima input tersebut karena mereka dapat mendefinisikan makna kata tersebut dengan baik—atau menoleransi kata tersebut—walaupun ia tidak mengenali kata yang bersangkutan,” ujar Lee. “Sedangkan, murid yang dilaporkan mengirim pesan lebih banyak terbukti menolak kata-kata baru ketimbang mengakuinya sebagai kata-kata alternatif yang bisa digunakan.”

words

Mengirim pesan diasosiasikan dengan batasan linguistik kaku yang menyebabkan murid menolak banyak kata yang muncul sepanjang proses belajar. Fakta ini sangat mengejutkan ketika ditemukan banyak penulisan kata yang tidak biasa atau disebut “tekstisme” seperti LOL. “Tekstisme merepresentasikan dunia yang sebenarnya yang biasanya diketahui oleh orang-orang yang gemar berkirim pesan. Banyak kata yang diberikan di penelitian kepada partisipan yang gemar mengirim pesan—atau jarang membaca media cetak tradisional—yang ternyata tidak bisa mereka terima dengan baik,” ujar Lee.

Share
Load Comments

Gadget

July 10, 2025 - 0

Fossil Hadirkan Dua Jam Tangan Kolaborasi Marvel Fantastic Four

Fossil mengumumkan hadrinya dua jam tangan eksklusif hasil kolaborasi Marvel…
June 18, 2025 - 0

Review “Singkat” Samsung Galaxy S25 Edge: Smartphone Pemicu Pro-Kontra! Sebaik/Seburuk Itu?

Ini hape yang memicu Pro-kontra.  Banyak orang, bahkan kami pun…
June 17, 2025 - 0

Review Amazfit Active 2 Square: Smartwatch “Kotak” yang Klasik, Canggih, dan Baterai Awet!

Kalian sedang cari smartwatch bentuk kotak yang canggih, baterai irit,…
June 17, 2025 - 0

Review Huawei nova 13 Pro: Kamera Selfie Terbaik, Desain Keren!

Huawei nova akhirnya balik lagi ke Indonesia! Ini adalah smartphone…

Laptop

September 29, 2025 - 0

Podcast: Apa Hebatnya Laptop AI? Buka-Bukaan dengan ASUS!

Belakangan ini kata “Laptop AI” semakin sering kedengaran. Biasanya ini…
September 24, 2025 - 0

Review ASUS Gaming V16 (V3607VM) 2025: Kombo Kencang-Terjangkau Buat Main Game dan Kerja

  Jujur deh ASUS, kalian bikin Laptop Gaming atau Laptop…
September 19, 2025 - 0

Review Lenovo Legion 5 (15AKP10): Laptop Gaming Performa Kencang Cocok Buat Kerja

Ini adalah Laptop Gaming Copilot+ PC pertama dari Lenovo! Prosesornya…
September 14, 2025 - 0

Rekomendasi Laptop Gaming Rp 10-15 Juta 2025 (September)

Untuk kebutuhan kerja yang berat, biasanya kita butuh laptop yang…

Gaming

September 30, 2025 - 0

Rumor: Game Lord of the Rings Baru Dikabarkan Dalam Pengembangan

Setelah cukup lama tidak digarap dengan baik, dikabarkan game baru…
September 30, 2025 - 0

Developer Escape from Tarkov Janjikan Tetap Dukung Game Setelah 1.0 Rilis

Peralihan Escape from Tarkov dari early access ke full release…
September 30, 2025 - 0

Rumor: Harga ROG Raikiri II Xbox Controller Diklaim Lebih Dari $150

ROG Raikiri II Xbox Controller yang kompatibel dengan handheld console…
September 30, 2025 - 0

Lebih Dari 50% Developer Jepang Gunakan AI Untuk Membuat Game

Penggunaan bantuan AI ternyata menjadi hal lumrah untuk developer game…