Adenita Luncurkan Buku Keduanya, 23 Episentrum
Dari sekian banyak nama penulis muda di Indonesia, Adenita adalah salah satu penulis muda berbakat yang berhasil menancapkan cakarnya di dunia literasi Indonesia. Novel pertamanya, Sembilan Matahari (2008), mendulang sukses besar menjadi best seller dan dicetak sampai tujuh kali. Atas karyanya tersebut, Adenita berhasil menjadi nominasi Penulis Muda Berbakat Khatulistiwa Literary Awards 2009.
Setelah vakum selama hampir empat tahun, Adenita kembali menelurkan sebuah novel berjudul 23 Episentrum. Novel ini berkisah mengenai proses pencarian profesi tiga karakter utama, Matari, Awan, dan Prama. Ketiga karakter tersebut melewati jalan yang panjang untuk mencapai ambisi dan mengejar eksistensi yang mereka inginkan.
“Hidup memang butuh uang, tapi uang tidak bisa membeli kehidupan.” Itulah penggalan kalimat Adelina saat berkomentar mengenai esensi kebahagiaan dalam hidup seseorang. Novel terbarunya ini merupakan gambaran hidupnya yang berusaha ia bagi kepada banyak orang yang memiliki masalah serupa: mengejar eksistensi dan ambisi atau menjalani hidup yang sudah ada.
Tanpa berusaha menggurui, Adelina berbagi pengalaman dari 23 orang yang ia kenal, orang-orang yang memperjuangkan kebahagiaan mereka dengan mengejar ambisi dan keinginan mereka demi mencapai kebahagiaan jiwa. Kisah-kisah mereka dapat ditemui di buku suplemen yang juga menjadi bagian dari buku 23 Episentrum.
Peluncuran 23 Episentrum dihadiri oleh sahabat, kerabat, media, dan undangan lainnya, termasuk perwakilan dari pihak Grasindo selaku penerbit yang menerbitkan buku kedua Adenita ini.
Bersamaan dengan peluncuran buku terbarunya, Adelina juga mengadakan sebuah talkshow ringan dengan tema “Menikmati Panggilan Jiwa”. Talkshow yang dipandu oleh presenter ternama Farhan ini mengangkat permasalahan yang dihadapi sebagian orang: menjalani profesi sesuai latar belakang pendidikan atau mengejar mimpi yang selalu membuncah di hati. Di sesi berbagi ini, Adelina mengundang M. Achir (Jurnalis TV), Dhitta Puti Sarasvati (pengajar, praktisi pendidikan), Thya Said (pekerja seni, penari, penulis), dan Deddy Dahlan (passion coach) sebagai narasumber yang berbagi pengalaman mereka yang sangat inspiratif.