Pesawat Elektrik Pertama Siap Diuji Coba Tahun ini
Jika selama ini sudah banyak perusahaan menciptakan motor dan mobil elektrik, mengapa tidak dibuat pesawat elektrik? Risiko untuk menciptakan pesawat elektrik memang jauh lebih besar karena ukurannya yang cukup besar dan daya tempuhnya yang relatif jauh.
Selama bertahun-tahun, para peneliti menghadapi dua hambatan besar dalam pembuatan pesawat eletrik, yaitu bobot baterai yang terlalu berat dan tidak memenuhi kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan untuk menerbangkan pesawat terbang. Ini menjadi permasalahan utama karena perancangan sebuah kendaraan selalu berkaitan dengan keselamatan penumpang. Namun, beberapa tahun belakangan, rak baterai kendaraan elektrik telah berubah menjadi lebih ringan dan efisien yang memungkinkan penggunaannya untuk pesawat.
Musim semi ini, Volta Volare akan menguji coba pesawat elektrik berpenumpang empat, GT4. Pesawat ini didesain dengan standar pesawat pada umumnya yang ditenagai oleh mesin hibrd bertenaga kuda yang mirip dengan yang dimiliki Chevrolet Volt, lengkap dengan mesin cadangan berbahan bakar bensin. GT4 memiliki sayap pendek tambahan yang diletakkan di dekat hidung pesawat dan sebuah baling-baling yang dipasang di bagian belakang pesawat untuk “mendorong” pesawat saat terbang di udara. Desainnya yang memiliki tiga sayap membuat para teknisi memiliki banyak pilihan untuk meletakkan baterai.

Baling-baling pesawat ini dibuat dari campuran karbon yang membuatnya lebih ringan dibandingkan baling-baling yang terbuat dari metal atau kayu. Walau begitu, baling-baling tersebut diklaim cukup kuat untuk menahan torsi berat yang diproduksi oleh motor elektrik.
Mesin elektrik GT4 terbuat dari gabungan dua motor yang “dikemas” dalam lapisan aluminium. Mesin tersebut dapat mencapai 600 tenaga kuda. Menariknya, mesin elektrik ini tidak memerlukan perawatan berkala yang cukup merepotkan layaknya mesin konvensional. Pengecekan mesin elektrik dapat dilakukan hanya dengan menghubungkannya dengan laptop melalui kabel USB.
GT4 dapat menempuh jarak hingga 300 mil dengan daya baterai saja. Namun, ketika indikator daya baterai mencapai 25%, secara otomatis mesin berbahan bakar minyak akan aktif. Mesin tersebut menghasilkan listrik sehingga di saat bersamaan mengisi ulang baterai pesawat. Berbicara mengenai baterai, GT4 ditenagai baterai lithium polymer berbobot 900 pon yang menjadi sumber energi yang akan menjalankan motor elektrik. Sebagai cadangan, mesin berbahan bakar bensin juga disertakan yang memiliki tangki yang bisa menampung 23 galon bahan bakar yang dapat digunakan untuk terbang sejauh 1.000 mil.
Pesawat elektrik diklaim menghabiskan biaya yang lebih sedikit dibandingkan pesawat konvensional. Sebuah pesawat terbang elektrik yang menempuh jarak 200 mil memerlukan US$20, itu setara dengan US$80 untuk pesawat berbahan bakar bensin.