[Review] A Separation: Film Drama Penuh Konflik dari Iran

Author

Ernest Dimitria

Reading time:

Movies

September 26, 2012

readmode

Sutradara andal asal Iran, Asghar Farhadi, sukses menciptakan sebuah film yang menarik perhatian para sineas dan kritikus film internasional. Film yang diberi judul A Separation berhasil menyabet piala Oscar untuk kategori film berbahasa non-Inggris terbaik pada tahun 2012 dan 55 buah piala lain, termasuk di antaranya Golden Globe, Asia-Pasific Screen Award, Golden Bear, dan British Independent Film Award.

Perselisihan Tiada Ujung

Film berdurasi 123 menit itu mengangkat kisah perpisahan sepasang suami istri bernama Nader (Peyman Moadi) dan Simin (Leila Hatami). Perpisahan mereka dipicu oleh perselisihan mengenai masa depan anaknya, Termeh (Sarina Farhadi). Simin berniat membawa Termeh hijrah ke luar negeri, sedangkan Nader ingin menetap di Iran untuk merawat ayahnya yang menderita penyakit Alzheimer. Karena tidak mendapatkan apa yang ia inginkan, Simin memutuskan untuk kembali ke rumah ibunya. Kondisi tersebut memaksa Nader membayar seorang wanita untuk mengurus ayahnya selama ia bekerja dan Termeh sekolah.

Tanpa disangka, keputusannya untuk membayar wanita bernama Razieh (Sareh Bayat) itu justru menambah masalah dalam hubungannya dengan Simin. Karena Razieh bekerja tanpa seizin suaminya dan sedang dalam kondisi hamil yang tidak diketahui Nader, sejumlah masalah pelik pun terjadi dan menyeret para karakter dalam rangkaian dusta dan manipulasi.

Film Drama yang Berat

Dengan deretan film Hollywood yang terus membombardir industri perfilman tanah air, kedatangan A Separation dapat memberikan warna yang berbeda. Apalagi film tersebut diwarnai budaya Iran dan masih menggunakan bahasa Persia yang menjadi pemandangan segar di layar lebar. Peliknya perselisihan antar karakter pun dipersembahkan dengan sempurna oleh masing-masing pemeran. Kemampuan akting mereka berhasil menarik penonton ke dalam masalah yang dihadapi para karakter dalam film.

Asghar mengemas A Separation dalam tampilan sinematografi yang indah dengan alunan musik di latar yang minim. Melalui kombinasi tersebut, Asghar berhasil menonjolkan rangkaian konflik yang dihadapi Nader, Simin, dan karakter lainnya untuk mengikat perhatian penonton selama film berjalan. Gambaran kehidupan keluarga di Iran, serta aturan agama dan hukum yang berlaku di negara tersebut menjadi bumbu penyedap dalam A Separation.

Secara keseluruhan, film tersebut memang patut mendapat banyak pujian. Namun, perlu diingat bahwa A Separation dapat dikatakan sebagai film drama yang berat. Sangat sulit, bahkan mustahil rasanya untuk menemukan canda tawa dalam film tersebut. Di luar konflik dan berbagai emosi negatif yang ditampilkan, A Separation patut dieksplorasi dan menjadi perkenalan yang sempurna ke dalam industri perfilman Iran.