[PR] Kenali Bug Berbahaya di Ponsel Android dari “Dirty USSD Code”

Reading time:
October 15, 2012
trendmicro logo

Beberapa waktu lalu  David Sancho, Senior Threat Researcher, dari Trend Micro, cloud security provider, telah mendeteksi adanya teknik penyerangan ke ponsel Android dengan memanfaatkan celah dari penggunaan USSD Code dengan kelebihan URL dan QR Code. Bug ini cukup berbahaya karena dapat menghapus seluruh data di ponsel anda tanpa disadari. Sebenarnya bug ini adalah menjalankan perintah factory reset tanpa otorisasi dan bahkan diketahui oleh penggunanya.

Hal inilah yang akhirnya membuat Samsung mengumumkan bahwa isu permasalahan yang terjadi pada Galaxy S III sudah diperbaiki dan menghimbau pelanggan mereka untuk segera melakuan update pada peranti masing-masing. Di lain pihak, kesigapan pihak Samsung dalam menanggapi permasalah ini, menuai pujian, karena memberikan pernyataan bawa terjadi permasalah dalam melakukan update pada Android sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan  pada sistem keamanan untuk penggunanya.

Hal ini sebenarnya sepele, namun kenyataannya sangat sulit meningkatkan pembaharuan pada perangkat Android, karena melibatkan tiga pihak: Google, produsen telepon, dan pengguna. Android Update Alliance (penggagas dari Google dan Android Partner) pada teorinya harus memastikan bahwa ponsel dan tablet Android mendapatkan update setidaknya 18 bulan setelah perangkat tersebut diluncurkan.

Trend Micro melihat, bahwa pada kenyataannya kondisi yang terjadi sangatlah bervariasi misalnya, beberapa pengguna dan manufaktur terkenal lambat melakukan update. Sementara beberapa perangkat lainnya—perangkat untuk segmentasi kelas bawah, seringkali terabaikan dan jarang diperbaharui. Maka dari itu, “Fragmentasi” bukan saja persoalan bagi developer/pengembang aplikasi namun juga mengarahkan pada permasalahan risiko kemananan.

Berkaitan dengan permasalahan yang terjadi. Dua fitur berikut (calling a phone number via the tel:// protocol, and the ability to wipe a phone via a USSD code) yang menggambarkan cara yang  berlawanan dan tidak menguntungkan. Melihat sumber riwayat kode Android, permasalahan tersebut telah diperbaiki kurang lebih 3 bulan yang lalu oleh seseorang yang bekerja di Google. Lalu bagaimana dengan telepon yang menggunakan versi Android lama seperti Gingerbread (Android 2.3)?  Hal ini, terakhir diperbaharui pada September 2011, dan sampai saat ini belum terdaftar di lebih dari setengah perangkat Android yang digunakan hingga saat ini. Beberapa dari perangkat tersebut dinilai rentan untuk alasan tertentu (seperti dibuat sesuai pesanan oleh dealer) dan masih banyak pengguna lainnya yang berisiko.

Permasalahannya yang berbahaya ini tidak berdampak pada kerentanan. Ada cara lain untuk meminimalisasi hal yang menyimpang tersebut  dari patch Android. (Seperti: mengabaikan tel:// dan protokol lainnya yang akan menjadi alternatif untuk mengamankan pengguna dari ancaman ini dan fitur lainnya mencari cara yang sempurna untuk mengatasinya)

Bahaya yang sebenarnya saat Android terkena widespread zero-day, execute-arbitrary-code vulnerability – hampir sama dengan hit Internet Explorer dan Java di September. Pengguna akan dihadapkan pada dua pilihan alternatif yang sulit: seperti rentannya risiko penggunaan device (jika perah) atau mengeluarkan uang untuk perangkat baru yang lebih aman. Secara

Saat ini Google perlu menemukan cara untuk memastikan bahwa pembaharuan sistim keamanan dapat digunakan di banyak perangkat Android secara tepat. Hal ini terdengar mudah, namun kenyataannya sulit: hal ini melibatkan koordinasi antara produsen perangkat dan penyalur. Proses reka ulang pembuatan Android sendiri  mungkin sangat diperlukan, cepat atau lambat,  pengguna akan berharap bahwa memperbaiki perangkat Android adalah hal yang mudah. Sebaiknya permasalahan ini diselesaikan secepatnya sebelum terjadi threat yang signifikan hingga mengarah masalah yang serius bagi jutaan pengguna di seluruh dunia.

Share
Load Comments

Gadget

July 10, 2025 - 0

Fossil Hadirkan Dua Jam Tangan Kolaborasi Marvel Fantastic Four

Fossil mengumumkan hadrinya dua jam tangan eksklusif hasil kolaborasi Marvel…
June 18, 2025 - 0

Review “Singkat” Samsung Galaxy S25 Edge: Smartphone Pemicu Pro-Kontra! Sebaik/Seburuk Itu?

Ini hape yang memicu Pro-kontra.  Banyak orang, bahkan kami pun…
June 17, 2025 - 0

Review Amazfit Active 2 Square: Smartwatch “Kotak” yang Klasik, Canggih, dan Baterai Awet!

Kalian sedang cari smartwatch bentuk kotak yang canggih, baterai irit,…
June 17, 2025 - 0

Review Huawei nova 13 Pro: Kamera Selfie Terbaik, Desain Keren!

Huawei nova akhirnya balik lagi ke Indonesia! Ini adalah smartphone…

Laptop

October 1, 2025 - 0

Seri Mengenal Laptop Gaming Part 1: Laptop Tanpa Ini, Bukan Laptop Gaming! feat. HP OMEN MAX 16

Kalau ngomongin soal laptop gaming, kebanyakan orang hanya melihat ke…
September 29, 2025 - 0

Podcast: Apa Hebatnya Laptop AI? Buka-Bukaan dengan ASUS!

Belakangan ini kata “Laptop AI” semakin sering kedengaran. Biasanya ini…
September 24, 2025 - 0

Review ASUS Gaming V16 (V3607VM) 2025: Kombo Kencang-Terjangkau Buat Main Game dan Kerja

  Jujur deh ASUS, kalian bikin Laptop Gaming atau Laptop…
September 19, 2025 - 0

Review Lenovo Legion 5 (15AKP10): Laptop Gaming Performa Kencang Cocok Buat Kerja

Ini adalah Laptop Gaming Copilot+ PC pertama dari Lenovo! Prosesornya…

Gaming

October 9, 2025 - 0

Nintendo Switch 2 Kembali Pimpin Penjualan Console di Amerika

Jumlah penjualan Nintendo Switch 2 di Amerika Serikat masih tetap…
October 9, 2025 - 0

Fortnite Akan Rayakan Halloween Dengan Event Fortnitemares 2025

Fortnite siap rayakan Halloween 2025 dengan event Fortnitemares, yang akan…
October 9, 2025 - 0

Mode Portal di Battlefield 6 Kurang Digemari Oleh Pemainnya

Saking banyaknya fitur menarik di Battlefield 6 yang disukai pemainnya,…
October 9, 2025 - 0

COD Black Ops 6 Bisa Dimainkan Gratis Selama Minggu Pertama Rilis BF6

Seakan tidak mau kalah perhatian dari pesaingnya, COD Black Ops…