Trend Micro: Jumlah Malware Mencapai 175.000 pada Kuartal Ketiga 2012
Pertumbuhan jumlah pengguna perangkat ICT tidak pernah luput dari ancaman malware dan para hacker yang membahayakan data-data pribadi pengguna. Trend Micro sebagai salah satu penyedia solusi keamanan membagikan informasi mengenai ancaman yang mereka temukan pada kuartal ketiga 2012.

Pada tahun 2011, tingkat penetrasi perangkat Android sudah menyamai jumlah PC di pasaran. Maka dari itu, jumlah malware yang mengancam perangkat Android bertumbuh dengan pesat, khususnya antara bulan Juni 2012 hingga September 2012. Awalnya Trend Micro memprediksi jumlah malware pada Juni akan mencapai 13.000 dan meningkat menjadi 45.000 pada September. Namun, prediksi tersebut meleset cukup jauh dengan jumlah malware yang membengkak hingga 30.000 di bulan Juni dan terus melonjak hingga 175.000 pada September 2012.
Di kuartal ketiga ini, tiga malware teratas yang ditemukan Trend Micro antara lain ZeroAccess yang mengambil alih perangkat yang terinfeksi dan mengirimkan data ke host, Downad atau Conficker, serta Keygen.
Selain itu, spam masih merajalela di dunia maya. Menariknya, berdasarkan laporan Trend Micro, di kuartal ketiga ini spam terbanyak datang dari Arab Saudi (21%) dan India (18%). “Hal ini disebabkan oleh keterbukaan Arab Saudi terhadap perkembangan teknologi yang pesat dan layanan TI yang banyak di-outsource ke India sehingga data-data email terkumpul di sana,” jelas Aulia Huriadi, Business Development Manager Trend Micro Indonesia.
Trend Micro juga menggarisbawahi banyaknya serangan yang ditujukan ke korporasi dan pemerintah (76%), serta organisasi nonkorporasi dan NGO (21%).
Adapun nama-nama besar yang memiliki peranan penting di dunia maya yang banyak dipenetrasi malware antara lain PayPal dengan 3.321 spear phising dilaporkan, LinkedIn dengan 24 Blackhole Exploit Kit, halaman WhatsApp palsu di Facebook yang mengarahkan korban ke file berbahaya, serta file .JAR dan .class.
Temuan lain yang menarik adalah jumlah celah keamanan di Apple yang jauh lebih tinggi dibanding Microsoft. Terhitung sekitar 163 celah keamanan ditemukan di Apple, sedangkan di Microsoft hanya terdapat 35 celah. “Microsoft benar-benar melakukan tugasnya dalam mengetatkan keamanan,” tutur Aulia.
“Tahun 2011 sudah ada 800 malware/jam. Jika tingkat pertumbuhannya konsisten, di tahun 2015 jumlah tersebut akan meningkat menjadi 260.000 malware/jam yang dikontribusikan oleh fenomena Big Data,” tukas Aulia. “Kami tidak fokus di penyampaian solusinya dulu. Kami hanya ingin memancing kesadaran konsumen mengenai ancaman yang ada dalam tiga bulan terakhir.”