Ubuntu Terjun ke Dalam Persaingan Pasar Smartphone
Microsoft telah meluncurkan sistem operasi yang mampu bekerja di semua platform, dari komputer, tablet, hingga smartphone. Kini, Microsoft mendapat tantangan baru dari Ubuntu yang juga meluncurkan konsep serupa.

Hitungan mundur yang muncul di situs Ubuntu ternyata mengacu ke pengumuman hadirnya sistem operasi smartphone Ubuntu oleh Canonical. Sistem operasi tersebut akan bekerja di smartphone entry-level hingga superphone high-end yang dapat berfungsi sebagai PC.
Hal serupa sudah pernah dilakukan Ubuntu sebelumnya dengan perangkat berbasis Android. Smartphone Motorola Atrix yang mengusung sistem operasi Android dapat berubah menjadi PC menggunakan aksesori lapdock. Walaupun produk tersebut sudah tidak dilanjutkan kembali, tampaknya Ubuntu enggan membiarkan konsep serupa mati begitu saja.
Di tengah ketatnya persaingan sistem operasi smartphone yang masih dikuasai iOS dan Android, rintangan utama yang harus dihadapi Ubuntu adalah pencarian produsen hardware. Smartphone entry-level Ubuntu membutuhkan prosesor Cortex A9 berkecepatan 1Ghz dengan pilihan RAM 512MB atau 1GB, sedangkan versi high-end-nya setidaknya membutuhkan prosesor quad-core A9 atau Intel Atom dengan RAM berkapasitas 1GB.
Kelebihan yang ditawarkan Ubuntu antara lain kemudahan navigasi konten dan aplikasi dengan gestur yang memanfaatkan keempat sisi layar smartphone, sistem penelusuran aplikasi dan konten global, perintah teks dan suara dalam setiap aplikasi, dukungan untuk aplikasi berbasis Web atau HTML5, serta kebebasan personalisasi di halaman muka.
Saat ini Ubuntu sudah menunjukkan kebolehan sistem operasi mobile-nya yang bekerja di perangkat Galaxy Nexus. Setelah London, Ubuntu juga akan memamerkan sistem operasinya dalam ajang CES 2013.














