[PR] Windows 7 Ungguli XP sebagai Sistem Operasi Paling Populer di Indonesia
Hindari Risiko Keamanan, Konsumen Disarankan Upgrade sebelum Dukungan untuk Windows XP Berakhir tahun 2014
Jakarta, 8 April 2013 – Microsoft Windows 7 resmi menggantikan Windows XP sebagai sistem operasi desktop paling populer di Indonesia, menurut laporan terbaru dari StatCounter. Windows XP telah menjadi salah satu produk paling sukses sepanjang sejarah Microsoft, dan merupakan sistem operasi (OS) yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Namun seiring munculnya berbagai tantangan baru di dunia komputasi, Microsoft akan menghentikan dukungan dan layanan terhadap Windows XP mulai 8 April tahun depan. Microsoft juga mengingatkan konsumen dan bisnis agar memperbarui OS mereka dengan Windows 7 & Windows 8 agar tetap terlindung dari berbagai resiko akibat sistem PC mereka yang tidak terlindungi.
“Meskipun pernah menjadi OS paling populer dalam sejarah Microsoft, Windows XP tidak dirancang untuk menghadapi tantangan sekarang, misalnya serangan cyber yang lebih canggih, atau tuntutan privasi yang lebih tinggi, serta berbagai isu lain yang kini dapat ditangani oleh OS Microsoft yang lebih baru seperti Windows 7 dan Windows 8. Sejauh ini, risiko keamanan pada konsumen dan perusahaan merupakan persoalan paling serius karena berdampak pada informasi pribadi dan data perusahaan yang dapat mengganggu kelangsungan bisnis,” kata Lucky Gani – Business Group Head, Windows Division, Microsoft Indonesia.
Upgrade ke Windows Terbaru Hindarkan 11,4 juta PC di Indonesia dari Risiko Keamanan
Pergeseran dari Windows XP (43%) ke Windows 7 (46%) menunjukkan bahwa semakin banyak konsumen telah menggunakan OS yang lebih modern, andal, dan aman untuk aktivitas sehari-hari. Namun, angka tersebut juga berarti sekitar 11,4 juta PC[i] masih menggunakan Windows XP (proyeksi IDC berdasarkan jumlah PC terinstal) dan berisiko terkena serangan cyber akibat tidak adanya update, hotfix, serta dukungan teknis.
Kalangan industri pun sepakat bahwa ini adalah saat yang tepat untuk mengupgrade OS yang telah berusia lebih dari 11 tahun ini.
Djarot Subiantoro – Ketua ASPILUKI (Asosiasi Piranti Lunak Telematika Indonesia), mengatakan, “Dalam bisnis produk software dituntut adanya siklus peningkatan (enhancement) guna memenuhi perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar. Pengguna yang bertahan dengan produk terdahulu menghadapi resiko keamanan, keandalan dan ketersediaan dukungan. Windows XP sudah tertinggal tiga generasi dibandingkan OS terbaru saat ini. Dengan segera berakhirnya dukungan Microsoft terhadap XP, maka penggunanya akan bagaikan mengendarai mobil atau motor tanpa sabuk pengaman atau helm. Penting bagi pengguna untuk melakukan persiapan pindah atau migrasi ke OS yang lebih baru.”
Beberapa lembaga survei industri sepakat dengan pendapat tersebut. “Windows XP telah menjadi platform utama yang diandalkan oleh konsumen maupun bisnis selama bertahun-tahun. Namun dengan akan berakhirnya dukungan terhadap XP, penting bagi perusahaan melakukan persiapan untuk pindah ke OS yang lebih baru, agar user dapat tetap mengandalkan PC mereka,” kata Bryan Ma – Associate Vice President of Client Devices Research untuk IDC Asia/Pacific.
Alan Tong – Direktur Frost & Sullivan Asia Pacific, juga menyampaikan hal senada. “Teknologi baru dalam mobile computing dan canggihnya serangan terhadap keamanan jaringan akan menjadi batu ujian terhadap kinerja XP saat dukungan berakhir. Bisnis harus mempertimbangkan berbagai biaya akibat kerentanan sistem TI mereka apabila terus menggunakan OS yang ada saat ini,” katanya.
Menurut temuan dari Microsoft’s Security Intelligence Report, Volume 13 yang diumumkan bulan Juni 2012, Windows XP SP3 masih tiga kali lipat lebih rentan dibandingkan Windows 7 SP1.
Selama satu dekade terakhir, telah terjadi peningkatan ancaman keamanan dalam berbagai cara:
- MALWARE: ancaman malware meningkat enam kali lipat dari 10.000 tahun 2001 menjadi 60.000 tahun 2012. Penyebaran malware telah menjadi kejahatan online yang paling umum. Saat ini telah dikenal jutaan ancaman komputer mulai dari virus, worm, trojan, exploit, backdoor, pencurian password, spyware, hingga variasi software lain yang tidak diinginkan.
- PERINGATAN VIRUS PALSU: peringatan keamanan palsu merupakan sumber infeksi baru yang banyak terjadi. Virus terdownload sendiri ke dalam komputer dan secara otomatis muncul seolah-olah merupakan peringatan. Jenis ini memunculkan tampilan pop-up yang memberitahukan bahwa sistem telah terinfeksi sehingga perlu segera discan. Saat tombol scan ditekan, seketika itu juga virus menginfeksi seluruh PC. Software keamanan palsu seperti ini juga dapat berperilaku seperti proses update dari Microsoft.
- HACKTIVISM: Menurut IDC, serangan denial of service (DoS) dan distributed denial of service (DDoS) kembali muncul sebagai ancaman. Tahun 2012, terdapat peningkatan drastis frekuensi, volume bandwidth, dan orientasi aplikasi akibat serangan ini tanpa disadari banyak organisasi. Serangan yang umum dikenal sebagai ‘hacktivism’ ini telah meningkat hingga 70% selama paruh pertama tahun 2012, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, berdasarkan statistik dari Prolexic, perusahaan pertahanan situs dari Hollywood, Fla.
Selain berbagai isu keamanan tingkat tinggi tersebut, terus menggunakan XP juga membuka peluang masuknya ancaman lain dari kategori compliance terhadap standar seperti enkripsi, hashing atau signing, karena lebih dari 60%[ii] pembuat software independen (ISV) dan perambah modern tidak lagi mendukung XP.
Untuk membantu UKM, Microsoft meluncurkan situs Windows Upgrade Centre berisi informasi seputar isu tersebut, termasuk komentar para analis dan kisah sukses konsumen lain yang telah beralih ke versi Windows yang lebih baru. Microsoft juga berencana memberikan penawaran khusus bagi UKM tidak lama lagi.
[1] Source: Based on total PC count in IDC WW PC Tracker Installed Base 4Q 2012
[1] Sumber: Gartner: The Big Migration: Windows 7 and Office 2010