Facebook Akuisisi Aset Startup Monoidics
Facebook mengumumkan telah mengakuisisi aset milik Monoidics, sebuah statup asal Inggris, bergerak dalam pengembangan perangkat lunak yang dapat mendeteksi kesalahan coding pemrograman. Akuisisi ini memungkinkan perusahaan dapat memverifikasi bahwa aplikasi mobile Facebook terbebas dari bug.

“Akuisisi aset ini merupakan investasi Kami dalam memberikan kualitas platform aplikasi mobile (Facebook). Anggota tim engineering berbakat mereka akan bergabung dengan Kami untuk bekerja di kantor Facebook di London, setelah transaksi ditutup,” kata Direktur Tim Engineering Facebook London, dalam sebuah pernyataan dilansir dari Telegraph.
Kualitas aplikasi mobile Facebook seringkali dikritik banyak pengguna dan tidak dapat diandalkan. Pihaknya melihat, teknologi Monoidics yang mampu memeriksa ribuan kesalahan baris kode (coding) pemrograman perangkat lunak sehingga dapat diintegrasikan ke aplikasi mobile Facebook. Pihaknya ingin agar 1,1 miliar pengguna dapat mengakses jejaring sosialnya melalui smartphone mereka ketimbang lewat PC desktop ataupun laptop.
Terlebih, klien yang menggunakan jasa Monoidics merupakan perusahaan-perusahaan besar, seperti perusahaan otomotif Mitsubishi, perusahaan pesawat Airbush, dan perancang microchip ARM Holding. “Kami telah keluar dari ide-ide teoritis dalam program logika untuk sebuah perusahaan dengan tim teknik kelas dunia, pelanggan nyata, dan sebuah kantor di tengah-tengah Silicon Roundabout London,” tulis Monoidics di websitenya.
“Kami selalu fokus dalam mempekerjakan teknisi pintar dan berbakat. Dalam akuisisi ini, Kami menemukan banyak semangat kewirausahaan mereka dan berkeinginan memberikan impact yang besar terhadap ke Facebook. Kita tidak bisa menunggu untuk memiliki mereka di sini.” ungkap Su yang tidak menyebutkan nilai akuisisi tersebut.

Monoidics sendiri didirikan oleh pengusaha asal Italia, Dino Di Stefano pada 2009 silam. Perusahaannya itu berbasis di London dan telah memiliki cabang d Seattle dan Tokyo.
Monoidics mempunyai teknologi Static Analyzer yang dapat membantu pengembang memberikan kode bebas bug pada sistem keamanan dan keselamatan memori. Sistem deteksi bug ini menjadi algoritma matematika yang mampu membuktikan dan menjamin bahwa perangkat lunak klien terbebas dari kebocoran memori atau referensi penunjuk ilegal. Sementara itu, teknologi X-Ray-Monoidics mampu memvisualisasikan software agar dapat menyoroti area program yang beresiko, sehingga tim “pembasmi” bug dapat mencari tahu apa yang harus mereka tangani dari kesalahan coding itu.
Sebelumnya, pada bulan April kemarin, Facebook juga telah mengakuisisi Parse, startup mobile commerce senilai US$ 85 juta. Berbagai akuisisi yang dilakukan ini agar aplikasi mobile Facebook dapat lebih diandalkan ketimbang memakai browser pihak ketiga.