Startup Jepang Bikin Replika Benang Laba-Laba Sekuat Jaring Spider-Man
Perusahaan rintisan (Startup) asal Jepang, Spiber Inc. mengkalim telah menciptakan benang jaring laba-laba buatan sekuat baja dan sama fleksibelnya dengan karet atau benang biasa. Kekuatan benang jaring laba-laba ciptaannya itu layaknya peralatan super yang sering dipakai oleh tokoh superhero Spider-Man.

“Benang laba-laba merupakan bahan yang menakjubkan, sangat tipis, kuat dan fleksibel. Hal ini dapat menyerap banyak energi,” ujar Presiden Spiber, Kazuhide Sekiyama. Ia terinspirasi menciptakan itu saat masih duduk di banku kuliah.
Replika benang sutra laba-laba, dulunya dianggap sebagai sesuatu yang “nyaris mustahil” dalam dunia biomimikri. Serat laba-laba bisa ditarik hingga 40 persen melampaui panjang aslinya tanpa putus. Dengan ukuran dan berat yang sama, benang laba-laba ini lebih kuat dibandingkan baja dan tulang sekalipun, serta dua kali lebih elastis ketimbang nilon.
Bahkan menurut pengamat, bila helaian jaring laba-laba dikumpulkan menjadi setebal sebuah pensil, maka kekuataannya itu cukup mampu untuk menghentikan sebuah pesawat jumbo yang sedang terbang. S
Selama berabad-abad, elastisitas benang laba-laba umumnya dipakai sebagai alat pancing. Sementara kandungan antibakteri yang ada di benang tersebut dapat digunakan sebagai perban pembalut luka.
Kazuhide berharap, benang ciptaan Spiber itu dapat digunakan untuk keperluan industri produk-produk ringan namun kuat, seperti onderdil otomotif (ban, kulit jok mobil), peralatan bedah, rompi atau pakaian anti peluru.

Kendati demikian, kekuatan benang laba-laba tersebut masih memiliki beberapa masalah dan menjadi rintangan para peneliti di masa lalu. Seperti bahan organik lainnya, benang buatan Spiber ini bisa rusak karena dimakan waktu alias tidak awet. Sehingga, Spiber perlu bereksperimen, melapisi bagian benang dengan resin atau senyawa organik yang biasa dipakai membuat cat, plastik, atau karet sintesis. Ini untuk melindungi benang dari kerusakan atau pelapukan serta tahan lama.
Spiber berencana akan memproduksi massal benang tersebut sebanyak satu ton dalam dua tahun mendatang. Ia juga menargetkan, produksi hingga September nanti mencapai 100 kilogram atau tiga kali lipat dari kuantitas produknya sekarang.
“Spiber berhasil tentang seberapa mirip benang menjadi hal yang nyata,” ungkap Shigeyoshi Osaka, profesor kedokteran di Nara Medical University. Ia sempat membuktikan bagaimana kumpulan benang setebal 4 mm itu dapat menopang berat tubuhnya sendiri.
Osaka menjelaskan, struktur molekul protein pada sutra laba-laba itu cukup rumit dan panjang. Kerumitan ini yang membuat benang mampu meberikan keseimbangan ideal antara elastisitas dan kekuatan.
Menurutnya, membuat replika benang laba-laba Spiber merupakan sesuatu yang menantang dan mahal. Kemungkinan, lanjut Osaka, perusahaan itu mereplika bagian protein tersebut. “(Sayangnya). Spiber tidak mengungkapkan rincian data mengenai komposisi benangnya itu.” imbuhnya dilansir dari WallStreet Journal.