2018, Pelanggan 4G LTE akan Melonjak Satu Milyar Lebih

Dunia semakin membutuhkan koneksi internet mobile tercepat. Kecepatan 3G ataupun 3,5G pun sudah dianggap ketinggalan zaman di era yang serba cloud computing ini. Hal ini membuat penyedia telekomunikasi di berbagai negara pun kian berlomba menawarkan layanan internet cepat, dengan beralih ke jaringan 4G LTE (long-term evolution). Laporan terbaru Informa Telecom & Media memprediksi, bakal ada 1,36 miliar pelanggan internet 4G LTE pada 2018 mendatang.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh kian banyaknya operator seluler di seluruh dunia yang bakal mengadopsi teknologi 4G LTE. Bagi mereka, ada keuntungan sekaligus efisiensi bila menerapkan teknologi jaringan tersebut. Hasil petumbuhan pengguna ini juga meningkat daripada yang diperkirakan tahun lalu. Namun, tingkat pertumbuhannya tergantung dari negara dan wilayah geografisnya. Saat ini, operator yang paling gencar menawarkan jaringan yang dipercaya mampu menawarkan kecepatan hingga 75 Mbps itu, seperti Verizon Wireless (Amerika Serikat), SK Telecom (Korea Selatan), NTT DoComo (Jepang), dan Vodafone D2 (Jerman).
“Penerapan band 1800MHz untuk LTE telah melonjak selama setahun terakhir, karena operator seluler mulai tertarik dengan band unik yang menguntungkan, seperti ketersediaan yang luas, cakupan yang sangat baik, dan kemungkinan menggunakan kembali aset jaringan yang ada,” kata Julian Bright, penulis laporan tersebut.

Dalam kurun waktu 2011 hingga 2015, ada sekitar 53 negara, baik yang telah meluncurkan maupun berencana untuk beralih ke LTE. Negara tersebut meliputi yang ada di wilayah Afrika, Asia, Australia, Eropa, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Hingga akhir Juli ini pun sudah ada 184 jaringan LTE. Informa mengindikasikan, tahun ini merupakan masa ketika sebagian operator seluler mulai berencana adopsi teknologi LTE.
Dalam hal perusahaan penyedia perangkat jaringan LTE, Informa juga menyebutkan, Huawei dan Ericsson makin mendominasi pasar. Kedua perusahaan tersebut merupakan yang paling banyak nantinya dalam menjalin kontrak 4G-LTE dengan operator seluler. Pangsa pasar Huawei sendiri sebesar 40 persen, lalu diikuti Ericsson 34 persen. Menurut Informa, Ericsson dan Huawei begitu dihargai oleh sebagian besar operator seluler. Sebab, keduanya dinilai punya teknologi, harga, dukungan, dan kemampuan pengelolaan layanan yang cukup sesuai. Sementara perusahaan lainnya, seperti Nokia Siemens Network (sekarang NSN) sebesar 17 persen dan ALU, ZTE, Samsung, dan NEC masing-masing meraih pangsa pasar 9 persen.
“Tiga vendor telah menggambarkan keahlian teknologi yang signifikan dan dukungan untuk operator mobile, dengan Huawei dan Ericsson yang telah menarik sebagian besar kontrak (4G-LTE),” kata Dimitris Mavrakis yang juga penulis laporan Informa.
Angka 1,36 miliar, termasuk pelanggan yang ada di Indonesia kah? Kita tunggu saja.