Microsoft Berjuang Jualan Surface di Luar AS

Microsoft mulai berjuang untuk menjual perangkat tablet pertamanya yang kurang sukses di pasaran, Surface untuk pelanggan kalangan bisnis di luar Amerika Serikat. Tablet tersebut bakal ditawarkan melalui jaringan distribusi yang ada di Kanada dan 16 negara di Eropa.
Langkah ini bukan yang pertama dilakukan Microsoft. Sebelumnya, pihaknya juga telah melakukan hal serupa bulan lalu, namun untuk pelanggan bisnis yang ada di Amerika Serikat saja. “Seperti yang kita lakukan di AS bulan lalu, Kita mengambil pendekatan dan berencana untuk memperluasnya nanti,” kata Cyril Belikoff, Direktur Pemasaran Microsoft Surface.
Distribusi internasional ke 17 negara tersebut dilakukan Microsoft dengan mempertimbangkan sejumlah kriteria, seperti jangkauan geografis, performa penjualan tablet di negara tersebut, dan layanan pelengkap dalam menawarkan ke konsumen.
Adapun wilayah Eropa yang difokuskan Microsoft, yakni Perancis, Jerman, Italia, Swedia, Inggris, Spanyol, Austria, Belgia, Denmark, Finlandia, Irlandia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, dan Swiss. Para mitra distributor ini nantinya akan fokus menjual tablet Surface untuk kalangan perusahaan swasta, pemerintahan, sekolah, dan universitas.

Sejak 10 bulan dirilis, penjualan tablet Surface semakin memburuk. Bahkan, penjualannya jauh di bawah tablet yang dibuat vendor lain dengan menggunakan plaform Windows 8 dan Windows RT. Pada kuartal pertama tahun ini, menurut data IDC, pangsa pasar Surface hanya menyentuh angka 1,8 persen atau terjual 900.000 tablet. Angka ini jauh bila dibanding tablet Apple iOS dan Samsung Android yang masing-masing memiliki pangsa sebesar 40 persen dan 18 persen. Sementara vendor lain, yakni Asus sebesar 5,5 persen dan Kindle Amazon 3,7 persen.
Sementara dari segi penjualan sistem operasi tablet untuk seluruh vendor, IDC mencatat, pada kuartal kedua ini Windows 8 telah terjual 1,8 juta unit (pangsa pasar 4 persen) sementara Windows RT 200.000 unit (pangsa pasar 0,5 persen). Saat ini, Surface RT dibanderol di kisaran harga awal sebesar US$ 349, sementara Surface Pro US$ 799.
Pada Juli lalu, memburuknya permintaan tablet Surface juga memicu penurunan saham Microsoft hingga 11 persen semenjak 13 tahun terakhir. Itu disebabkan tidak terjualnya (write-down) tablet Surface yang mencapai US$ 900 juta. Persediaan tablet di gudang yang sebanyak itu, turut mamaksa Microsoft pangkas harga Surface hingga 30 persen.
(sumber: PC World)