Tiru Samsung, LG Turunkan Harga TV OLED
Awal 2013 ini, dua raksasa elektronik asal negeri gingseng, LG dan Samsung saling berlomba untuk menjadi yang tercepat dalam meluncurkan TV OLED berlayar lengkung. Kini, keduanya berlombang menurunkan harga TV premium tersebut guna menarik minak pembeli lebih banyak lagi.

Senin lalu, LG resmi mengumumkan, harga TV OLED layar lengkungnya untuk pasar Korea Selatan turun hingga 30 persen, dari 15 juta Won (Rp 147,26 juta) menjadi 10,9 juta Won (Rp 107 juta). Dua minggu lalu, Samsung telah lebih dahulu menurunkan harga hingga 34 persen, dari 15 (Rp 147,26 juta) juta Won menjadi 9,9 juta Won (Rp 97 juta) atau sedikit lebih murah dari LG.
Bukan hanya layar lengkung, TV OLED versi datar 55 inci pun turut diturunkan LG menjadi 9,9 juta Won (Rp 97 juta) dari sebelumnya 11 juta Won (Rp 107 juta). Pihaknya ingin semua jenis TV premiumnya itu dapat terjangkau bagi lebih banyak konsumen. Alasan serupa juga pernah diutarakan Samsung, dua pekan lalu.
LG juga mengumumkan akan mulai menjual TV OLED layar lengkung di Jerman pada pekan ini dan memasuki kuartal keempat untuk semua negara Eropa lainnya. Di Jerman, TV tersebut rencananya akan dibandrol lebih murah lagi dengan harga sekitar 8.999 Euro (Rp 88 juta) per unit.
Kendati demikian, menurut analis, penurunan harga ini tidak sesuai dengan ongkos produksi yang tinggi untuk pembuatan sebuah TV OLED. Sekalipun model TV baru tersebut dijual hampir dua hingga tiga kali lipat lebih mahal dari harga TV LCD yang sama-sama berukuran 55 inci.
Ada margin keuntungan yang nantinya bakal berkurang bila produsen Korea itu bersikeras menurunkan harga TV OLED-nya. “Semakin banyak yang mereka jual, kerugian dalam segmen TV OLED juga semakin mendalam,” kata Kim Yang-jae, analis di Woori Investment & Securities, dilansir Wall Street Journal.
Menurut Kim, baik LG maupun Samsung mesti meningkatkan jumlah produksi layar OLED mereka guna mengurangi biaya produksi. “Seiring meningkatnya volume produksi layar OLED yang mulai meningkat, maka akan membantu mengurangi ongkos produksi. Ini juga menjadi taktik pemasaran yang penting bagi Samsung dan LG guna membentuk citra mereka sebagai pemimpin di pasar TV OLED,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, LG telah mencuri start dengan mengumumkan akan mulai memproduksi massal TV OLED tahun depan nanti. Mereka berharap, pabrik LG di Paju, Provinsi Gyeonggi Korea Selatan mampu memproduksi 75 ribu lembar kaca OLED tiap bulannya dari sebelumnya hanya 26 ribu unit. Total investasi yang bakal dikeluarkan LG pun mencapai 700 miliar Won (Rp 6,4 triliun).