Dell Resmi Go-Private

Setelah berbulan-bulan terjadi perdebatan panjang di kalangan investor, salah satu produsen PC terbesar di dunia, Dell akhirnya resmi menjadi perusahaan privat atau tertutup. Ini artinya, Dell bukan lagi perusahaan publik yang sahamnya dapat diperjualbelikan secara bebas melalui perdagangan bursa.
Para pemegang saham menyetujui pembelian saham kembali (buyback) senilai US$ 24,9 miliar oleh pendiri sekaligus CEO Michael Dell dan bermitra dengan perusahaan investasi Silver Lake Partners. Angka tersebut setara dengan nilai saham Dell sebesar US$ 13,88 per lembar.
“Saya senang dengan hasil ini dan saya bersemangat untuk terus membangun Dell menjadi provider terkemuka dalam industri solusi teknologi end-to-end. Sabagai perusahaan privat dengan mitra ekuitas swasta yang kuat, kami akan melayani pelanggan menengah dan mendorong inovasi yang akan membantu mereka mancapai tujuan,” kata Dell dalam sebuah pernyataan.
Berakhir sudah 24 tahun Dell menjalani kehidupan bisnis sebagai perusahaan publik. Transaksi pembelian tersebut, rencananya akan ditutup pada kuartal ketiga 1 November mendatang. Michael Dell nantinya akan menjadi pemegang saham terbesar dengan porsi 75 persen.

Setelah ini, Dell berencana untuk melakukan investasi dalam penelitian dan pengembangan, serta melakukan beberapa akuisisi guna memperluas kehadirannya di pasar negara berkembang, mungkin termasuk di Indonesia. Pihaknya juga berniat untuk menambah investasi di bisnis PC dan tablet. Beberapa analis memprediksikan, fokus lain Dell nantinya akan ke arah perangkat lunak, seperti komputasi virtual dan aplikasi virtual yang dikhususkan untuk perawatan kesehatan, serta komputasi high-end di bidang ERP (enterprise resource planning) dan CRM (customer relationship management).
Untuk diketahui, pada 5 Februari lalu, Michael Dell dan Silver Lake telah berencana untuk mengambil alih Dell dengan tawaran sekitar US$ 24,4 miliar atau setara US$ 13,65 per saham. Namun proposal pembelian tidak disetujui oleh para pemegang saham, termasuk di antaranya Microsoft yang memiliki saham sekitar US$ 2 miliar, Bank of America, RBC Capital Markets, Merrill Lynch, dan Barclays. Penyebabnya, di antara pemegang saham terbesar seperti investor Carl Icahn meminta tawaran sekitar US$ 15,00 per saham, bila Dell ingin mengambil alih perusahaannya sendiri.
Namun lambat laun, para pemegang saham mulai melunak. Sebab ada kemungkinan para pemegang saham pesimis dengan masa depan pasar PC yang menjadi bisnis inti Dell tengah suram, begitupun juga dengan makin anjloknya harga saham perusahaan.
(Sumber: PC World)

















