BlackBerry: Pelanggan Masih Tetap Dapat Andalkan Kami
Pembuat smartphone BlackBerry kini tengah berusaha meyakinkan pelanggan dan mitranya bahwa perusahaannya secara finansial masih stabil dan tetap hidup, meskipun saat ini dilaporkan banyak media sedang menghadapi sejumlah tantangan berat. Ini mengingat BlackBerry baru saja mengumumkan akan memotong 40 persen jumlah pegawainya, kerugian hampir US$ 1 miliar, dan dikabarkan sedang dalam pembicaraan dengan pihak lain untuk menjual perusahaan.
Perusahaan yang berbasis di Waterloo, Kanada itu menghimbau pelanggannya agar dapat mempercayai dan mengandalkan BlackBerry pada berbagai produknya. Pihaknya juga menyatakan akan menghadapi berbagai tantangan itu dan menuju perubahan yang lebih baik lagi. Pernyataan itu dilontarkan dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan di 30 surat kabar yang tersebar di sembilan negara, termasuk The Washington Post dan Wall Street Journal di Amerika Serikat serta The Globe and Mail dan National Post di Kanada.
“Kami ingin pelanggan tahu bahwa mereka dapat terus mengandalkan kami. Kami masih di sini. Kami memiliki uang tunai yang cukup besar di neraca kami dan kami juga tidak punya utang. Kami sedang merestrukturisasi basis kerugian kami dan ini merupakan transisi yang sangat menyakitkan, tapi itu akan membuat keuangan kami lebih kuat dan kami ingin memberi pesan langsung ke pelanggan kami,” kata Frank Boulben, direktur pemasaran BlackBerry dalam sebuah wawancara, dilansir Reuters.
Boulben menjelaskan, alasan surat terbuka itu dipublikasikan ke sejumlah media ternama karena belakangan ini, cukup sering berita keterpurukan BlackBerry menjadi headline utama di koran. Hal itu yang kemudian malah kian menimbulkan kebingunan bagi pelanggannya soal nasib dan dukungan BlackBerry.
“Siapa pun yang tertarik pada BlackBerry dapat memahami bahwa perusahaan memiiki produk dan layanan kelas dunia. Ini merupakan produk dan jasa yang dapat pelanggan terus andalkan,” klaim Boulben.