SAP Paparkan Pentingnya IT untuk Bisnis Keluarga di Asia Tenggara
Dalam beberapa waktu belakangan ini, Eropa masih berjuang dengan krisis dan Amerika Serikat tengah menghadapi ketidakpastian dalam pertumbuhannya. Sementara itu, Asia rupanya mulai menunjukkan pertumbuhan ekonomi dengan negara Cina dan India sebagai kunci kekuatan untuk kawasan Asia. Salah satu hal yang menunjang pertumbuhan ekonomi dari kedua negara tersebut adalah tingginya tingkat bisnis yang dibangun lewat keluarga. Di Indonesia sendiri, 90 persen perusahaan yang terdaftar adalah bisnis milik keluarga.

Tingkat pertumbuhan bisnis keluarga ini rupanya cukup mengejutkan. Dalam penelitian milik The Credit Suisee, antara tahun 2000 hingga 2010 menunjukkan bahwa pertumbuhannya meningkat enam kali lipat dalam total kapitalisasi pasar bisnis keluarga di Asia. Walau bisnis keluarga terlihat cukup menjanjikan, tidak semua perusahaan bisnis keluarga ini dapat bertahan hingga generasi ketiga. Data statistik mengenai bisnis keluarga menunjukkan bahwa hanya sepertiga dari bisnis tersebut yang mampu bertahan serta bertransisi ke generasi kedua dengan hanya 10 persen yang masih hidup dan bertransisi ke generasi ketiga. Kemajuan perusahaan serta bisnis mendorong beberapa perusahaan akhirnya harus menanggung kompleksitas yang akan hadir, di mana akhirnya kompleksitas ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi bisnis keluarga untuk mau melakukan inovasi dan mengembangkan bakat. Sayangnya, tidak semua bisnis keluarga memiliki kemauan dalam tumbuh dan berkembang karena terlalu fokus dengan produktivitas dan efisiensi.
Untuk sebuah bisnis keluarga bisa tumbuh dan berkembang, fundamental yang kuat adalah kuncinya. Lingkungan pasar baru, terutama di Asia Tenggara, menyeret banyak konglomerat keluarga untuk berubah dan beradaptasi bisnis mereka dalam rangka untuk mencapai kinerja kelas dunia untuk bertahan hidup. Sebagaimana usaha mereka terdiversifikasi, sebagian besar secara geografis, begitu juga kebutuhan mereka pada teknologi terutama IT. Bisnis keluarga harus mengakui serta merangkul IT sebagai elemen kunci dari keberhasilan mereka, bukan dengan tujuan untuk mendapatkan solusi teknologi, melainkan untuk mengimplementasikannya agar mampu memberikan keuntungan bisnis dengan cara terbaik.

Bisnis keluarga di Asia Tenggara semakin tumbuh, semakin tinggi pula keperluan mereka akan beradaptasi serta mulai mengadopsi berbagai kunci dan elemen penting yang mampu mendukung pertumbuhan bisnis mereka. Selain itu, mereka harus mempersiapkan perubahan yang ada dengan membangun dasar yang tepat dan IT sebagai enabler mendasar. Ketika banyak bisnis keluarga yang mulai berjatuhan, mereka yang mampu mengakui serta mengadopsi teknologi terutama IT dipercaya akan lebih mampu bertahan. Bisnis keluarga lebih terjamin ketika mereka mau mengakui IT sebagai aspek yang memungkinkan untuk mengembangkan strategi bisnis mereka.












