Skandal NSA Rugikan Miliaran Dolar Penguasa Silicon Valley

Skandal penyadapan yang dilakukan Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, diprediksi akan merugikan puluhan miliar dolar berbagai raksasa teknologi dalam negerinya yang berbasis di Silicon Valley, California, seperti Microsoft, Google, Apple, Facebook, dan sebagainya.
Sebuah LSM bernama Information Technology & Innovation Foundation (ITIF) dalam laporan terbarunya mengatakan, bisnis layanan yang berbasiskan internet atau cloud dari raksasa teknologi yang terkenal dengan lembah silicon-nya tersebut, diperkirakan akan merugi hingga US$ 36 miliar pada 2016 mendatang, akibat skandal NSA.
“Pengungkapan Snowden itu kemungkinan memiliki dampak langsung dan abadi terhadap daya saing di industri komputasi cloud di AS jika pelanggan asing menolak untuk menyimpan data ke perusahaan AS,” ujar Daniel Castro, analis senior yang juga penulis laporan ITIF tersebut, dilansir dari Time.
Sementara itu, hasil penelitian terbaru yang dikeluarkan Forrester, bahkan angka kerugiannya jauh lebih tinggi lagi dari yang diungkapkan ITIF, namun dalam lingkup global. Pada tahun yang sama, Forrester memproyeksikan, kerugian bersih di pasar layanan teknologi informasi secara keseluruhan akan mencapai US$ 180 miliar atau kehilangan penddapatan sebesar 25 persen.
Saat ini, layanan berbasis internet dari raksasa teknologi teknologi AS tersebut sedang dalam pengawasan ketat menyoal isu keamanannya setelah mantan kontraktor NSA, Edward Snowden kembali membocorkan dokumen terbaruya. Laporan tersebut mencakup, NSA telah memiliki akses langsung dan tak terbatas ke server berbagai perusahaan tersebut. Namun hal ini langsung dibantah keras oleh mereka.
Akhirnya pada Senin pekan kedua Desember ini, beberapa perusahaan internet AS berkoalisi untuk menekan pemerintahnya agar mereformasi program penyadapan tersebut. Beberapa CEO dari perusahaan tersebut, termasuk Larry Page (Google), Marissa Mayer (Yahoo), dan Mark Zuckerberg (Facebook) secara pribadi juga telah menyatakan keberatan mereka akibat ulah NSA.
“Orang tidak akan menggunakan teknologi yang tidak mereka percayai. Pemerintah AS telah menaruh kepercayaan ini dalam bentuk risiko dan pemerintah mesti membantu mengemblikan keadaan tersebut,” ujar Brad Smith, penasihat umum Microsoft.