Twitter Terus Dibombardir Akun Palsu

Akun palsu terus merajarela dan menjadi perusak reputasi Twitter di tengah popularitasnya yang makin meningkat. Akun palsu yang telah diprogram menjadi bot itu biasa digunakan untuk mempopuler seseorang, entah itu untuk memperbanyak jumlah follower-nya maupun me-retweet tiap kicauannya.
“Twitter merupakan tempat di mana orang mendapatkan berita. Jika menjadi populer di Twitter dipalsukan oleh bot, orang pun mesti tahu akan hal itu. Kondisi itu bakal merusak kepercayaan,” kata Sherry Trukle, direktur teklogi di MIT Intiative, dilansir dari Wall Street Journal.
Akun palsu tersebut, nyatanya bukan hanya dimanfaatkan oleh tokoh di dunia hiburan saja yang kerap kali menggunakan akun palsu untuk mempopulerkan namanya, namun menjadi alat propoganda politik. Pada 2011 saja, ribuan akun palsu mengacaukan para pengunjuk rasa yang menentang pemerintahan Kremlin melalui kicauannya di Twitter.
Pihak Twitter pun berulang kali menegaskan bahwa pembuatan akun palsu dan jual beli akun sebenarnya sudah dilarang di Twitter. Hanya saja, tidak seperti Facebook, Twitter tidak membatasi penggunanya untuk memiliki lebih dari satu akun. Saat ini, pihaknya masih belum membeberkan, apakah nantinya bakal ada kebijakan pemblokiran akun yang dicurigai palsu atau tidak.
“Ini sebenarnya masalah pelik. Kami memiliki sejumlah kendali otomatis dan manul untuk mendeteksi, menandai, dan melakukan interupsi pada akun yang sering menyampah di Twitter,” ujar seorang juru bicara Twitter.
Meski dilarang, keberadaan akun palsu ini malah menjadi sumber penghasilan tersendiri untuk sebagian orang. Salah satunya Jim Vidmar. Ia baru saja membeli 1.000 akun Twitter seharga US$ 58 dari pedagang online di Pakistan dan kemudian, diprogram agar menjadi follower seorang penyanyi rap bernama Dave Murrel. Akun palsu yang dikoordinir Vidmar juga meretweet kicauan Murrel agar popularitasnya di Twitter meningkat.
Pekerjaannya selama enam terakhir ini ialah membeli akun palsu dan memprogramnya menjadi boot di Twitter. Vidmar mengaku, memiliki belasan komputer di rumahnya yang terletak di Las Vegas, Amerika Serikat, Kini, sudah ada 10.000 akun bot yang berada di bawah kendalinya dan melayani sekitar 50 klien.