Lenovo Berambisi Caplok Bisnis IBM Lagi?
Setelah sukses mengakuisisi unit bisnis PC milik IBM pada 2005 silam, kini giliran unit bisnis servernya yang bakal didekati Lenovo selaku vendor PC nomor satu saat ini. Rencana tersebut sudah menjadi ambisi Lenovo sejak tahun lalu guna bermain di pasar enterprise.

Dalam sebuah pernyataan resminya, dilansir dari Wall Street Journal, Lenovo mengatakan sedang berunding terkait adanya kemungkinan akuisisi. “Lenovo sedang dalam tahap awal negosiasi dengan pihak ketiga terkait kemungkinan akuisisi, namun belum mencapai kesepakatan apapun,” kata pihak Lenovo.
Meski Lenovo masih tertutup, seorang sumber mengatakan, IBM kini memang tengah berencana untuk menjual bisnis servernya. Peminatnya pun bukan hanya Lenovo saja tetapi juga pesaingnya yang juga berada di bisnis PC, yakni Dell. Namun, sampai saat ini, belum ada informasi apapun mengenai keseriusan Dell mengambil alih bisnis tersebut.
Diskusi ini bukan pertama kali terjadi. Tahun lalu saja, IBM telah berdiskusi dengan Lenovo dalam menjajaki penjualan keseluruhan atau sebagian bisnis server miliknya, tetapi diskusi tersebut gagal. Ini lantaran harga yang ditawarkan Lenovo tidak bisa diterima oleh IBM, yakni di bawah US$ 2,5 miliar.
Padahal, jika seandainya sukses, Lenovo diprediksi kuat akan menjadi pesaing utama bagi HP dan Dell di bisnis server. Terlebih, server telah menjadi bisnis alternatif bagi vendor PC di saat pertumbuhan pasar PC konsumen tengah melemah. “Kesepakatan itu bisa membantu menempatkan Lenovo pada jalur yang berbeda untuk meraih pertumbuhan. Bisnis server yang melibatkan layanan tambahan, seperti pemeliharaan akan menghasilkan keuntungan yang lebih baik dari menjual PC,” ujar Alberto Moel, analis dari Sanford C. Bernstein.
Kendati demikian, sejumlah kalangan memandang, Lenovo akan berpotensi menemui hambatan dalam diskusi babak kedua ini. Bukan dari pihak IBM, namun dari pihak pemerintah Amerika Serikat sendiri. Pasalnya, setiap investasi asing, terutama perusahaan Cina terhadap perusahaan AS, harus dipantau ketat oleh pemerintah AS. Contoh di masa lalu adalah ketika Lenovo mengakuisisi bisnis PC IBM. Kongres dan Komisi Investasi Asing AS terus-menerus mengkaji ulang pengakuisisian tersebut sebelum pada akhirnya disetujui.