CEO Lenovo Akui Beli Motorola Bikin Tekor
Akhir Januari lalu, publik dikejutkan dengan kabar Lenovo telah membeli Motorola Mobility senilai US$ 2,91 miliar dari tangan Google. Ambisi Lenovo memperluas ekspansi globalnya di ranah mobile, ternyata mesti dibayar dengan pendapatan jangka pendeknya berpotensi menurun. Hal ini diakui sendiri oleh bos Lenovo.

“Akusisi ini (Motorola Mobility) bagus bagi pemegang saham kami untuk jangka panjang. Namun, akusisi ini memiliki dampak negatif bagi pendapatan jangka pendek,” ungkap CEO Lenovo, Yang Yuanqing, dalam sebuah wawancara telepon, seperti dilansir dari Wall Street Journal.
Terlebih, pembelian Motorola Mobility ini terjadi seminggu setelah pihaknya mengatakan akan segera membeli unit bisnis server low-end milik IBM senilai US$ 2,3 miliar. Padahal, analis sudah mewanti-wanti, kedua transaksi tersebut bakal merugikan pendapatan dan neraca keuangan Lenovo dalam beberapa tahun ke depan. Namun dirinya tidak setuju dengan pandangan analis bahwa manajemen Lenovo saat ini terlalu ambisius ingin mengintegrasikan dua akuisisi besar secara bersamaan.
Di satu sisi, pihak Lenovo pun juga mengakui, tahun lalu Motorola mencatatkan kerugian bersih mencapai US$ 928 juta dan pada 2012-nya juga merugi US$ 616 juta. Kendati demikian, dirinya merasa yakin dapat menangani sejumlah masalah yang ditimbulkan akusisi tersebut.
Menurutnya, kehadiran Motorola justru dapat membantu Lenovo mengurangi biaya pembelian material handset dan ongkos produksi lainnya secara signifikan. “Kami memiliki sumber daya yang cukup guna menangani akusisi dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu secara terpisah, Wong Wai Ming, Chief Financial Officer Lenovo mengatakan, Lenovo memiliki dana cukup untuk menyelesaikan dua transaksi akusisi tersebut. Ming mengakui, dana segar yang dimiliki Lenovo saat ini mencapai US$ 4,7 miliar, termasuk US$ 1,7 miliar yang telah diamankan dalam bentuk pinjaman. Meskipun nantinya Lenovo membayar US$ 2,7 miliar guna menutupi transaksi tunai ke Google dan IBM, dirinya mengklaim, masih memiliki sekitar US$ 2 miliar di tangan atau sisa.
Pada Kamis kemarin, Lenovo juga baru saja melaporkan kinerja keuangannya selama kartal ketiga tahun fiskal 2013. Hasilnya, laba bersih Lenovo meningkat dari US$ 204,9 juta menjadi US$ 265,3 juta. Sementara pendapatan kuartalannya naik 15 persen menjadi US$ 10,79 miliar dari US$ 9,36 miliar.
Penjualan smartphone Lenovo sendiri selama kuartal terakhir telah meningkat 47 persen menjadi 13,9 juta unit, termasuk dua juta unitnya berasal dari luar Cina. Sementara penjualan tablet-nya ikut tumbuh lebih dari empat kali lipat menjadi 3,4 juta unit.
Meskipun bisnis smartphone-nya menguat, pihaknya mengatakan, handset masih belum bisa berkontribusi banyak terhadap total pendapatan Lenovo. Sebab, Lenovo masih memerlukan dana lebih banyak lagi untuk pemasaran dan ekspansi bisnis di luar Cina.