Ambisi Intel dan Asus Terapkan Dual-OS Terancam Gagal
Tampaknya, rencana Asus dan Intel menawarkan perangkat dual-OS (Windows dan Android) tak akan berjalan mulus. Tekanan datang dari Microsoft sebagai pemilik Windows dan Google di Android. Ini membuat Asus galau untuk menjual sejumlah perangkat dual-boot mereka ke depannya nanti.

Produsen PC asal Taiwan tersebut, seperti dikutip dari Wall Street Journal, telah menunda rencana menjual notebook hybrid Transformer Book Duet TD300. Padahal rencananya, notebook yang dipamerkan dalam Consumer Electronic Show (CES) pada Januari lalu itu akan dipasarkan pada semester kedua tahun ini.

Tak hanya berhenti di situ saja. Bahkan, PC all-in-one Asus Transformer AiO P1801 dan P1802 yang keduanya menerapkan konsep dual-OS dan telah diluncurkan sejak tahun lalu juga akan dihentikan penjualannya.
Menurut laporan tersebut, Microsoft tidak mendukung adanya platform lain yang berjalan bersama dengan OS buatannya. Terlebih, platform Windows telah menguasai hampir 90 persen perangkat PC saat ini, baik notebook dan dekstop saat ini. Hal yang sama, tampaknya juga diterapkan Google. Laporan itupun mengutip dari sebuah memo internal yang diedarkan pihak manajemen Asus ke karyawannya.
Seorang juru bicara Microsoft mengatakan, kebijakan perusahaannya itu tidak akan berubah bagi pembuat PC. “Microsoft akan terus berinvestasi dengan OEM guna mempromosikan pengalaman terbaik OEM dan Microsoft di kelasnya untuk pelanggan kami,” imbuhnya.
Dengan adanya masalah yang dialami Asus terbuat, membuat Intel kesulitan menciptakan era baru PC. Pasalnya, Intel merupakan vendor yang paling bersemangat, mendukung adanya dual-OS di dalam satu perangkat PC. Terlebih dalam ajang CES tersebut, CEO Intel Brian Krzanich telah memamerkan, bagaimana konsep dual-OS bisa berjalan mulus di Transformer Book Duet TD300 yang didukung chip Intel.
Namun, pihak Intel tak akan menyerah. “Intel tetap berkomitmen mendukung rencana pelanggan kami (vendor PC) untuk platform kami dan membantu mereka (vendor PC) ke pasar dengan pengalaman pengguna terbaiknya,” ungkap John Mandeville, humas Intel untuk kawasan Asia.