Galaxy S5 Datang, Investor Samsung Senang

Mungkin sebagian besar telah menaruh harapan yang berujung kekecewaan sewaktu Samsung meluncurkan Galaxy S5. Itu mencakup, RAM yang masih 2GB (Galaxy Note 3 punya RAM 3GB), minimnya kapasitas baterai, tidak jadi gunakan sensor retina dan malah mengekor sensor sidik jari di iPhone 5S, resolusi layar 2560 × 1440 tidak terbukti, dan desain yang tak jauh berbeda.
Meski berujung kekecewaan bagi penggemarnya, namun investor justru malah menyukainya. Ini terbukti, setelah Samsung mengumumkan Galaxy S5, sahamnya naik tipis 0,4 persen pada level tertinggi tahun ini. Sekedar informasi, sejak awal Februari ini, saham Samsung telah menurun sebesar 10 persen.
C.W. Chung, seorang analis dari Nomura Securities yang berbasis di Seoul beranggapan, ungkapan pesimisme tampaknya terlalu berlebihan. Menurutnya, vendor tidak bisa terus-menerus memberikan sesuatu yang begitu hebat bagi konsumennya pada tiap peluncuran smartphone baru.
Ia menambahkan, seperti dikutip dari Wall Street Journal, Samsung telah “kembali ke dasar” dan fokus dalam meningkatkan berbagai unsur-unsur fitur yang dianggap “kurang seksi” bagi pengalaman pengguna. Adapun sejumlah fitur terbaru Samsung Galaxy S5 sudah Jagat Review ungkapkan dalam artikel sebelumnya.
Dirinya pun merasa terkesan dengan Samsung dalam memberikan “perbaikan aplikasi paraktis” di Galaxy S5 ketimbang “perbaikan aplikasi tidak praktis” seperti fitur “eye-scrolling” pada Galaxy S4. Chung pun berekspektasi, penjualan Galaxy S5 bila lebih banyak ketimbang Galaxy S4. Inilah alasan utama yang mendasari optimismenya pada harga saham Samsung.
Sementara itu, analis Sundeep Bajikar dari Jefferies berpendapat, Samsung juga membuat keputusan tepat, menghadirkan smartwatch terbarunya, Galaxy Gear 2 dan fokusnya terhadap pengembangan OS Tizen, “Ini merupakan alat strategis untuk Samsung secara bertahap lebih mengontrol perangkat lunak yang berjalan pada perangkat mobile-nya sendiri,” imbuhnya.