Hands-on Review APU AMD Athlon 5350 Quad Core AM1
Spesifikasi Testbed

Berikut ini sistem yang kami gunakan untuk melakukan uji singkat AMD Athlon 5350:
- Prosesor : AMD Athlon 5350
- Motherboard: Gigabyte AM1M-S2P
- RAM: Kingston HyperX DDR3-1600C9 2x4GB
- SSD: Kingston HyperX 3K 120GB
- PSU: Cooler Master 200W (diambil dari CM Mini 110)
- OS : Windows 7 64-bit SP1 Ultimate
Dan berikut ini spesifikasi sistem seperti yang dilaporkan oleh CPU-Z dan GPU-Z:

Mengingat AMD Athlon 5350 menggunakan inti CPU ‘Kabini’, maka ia memiliki sebuah keterbatasan pada memori controller, yang hanya memiliki lebar bus sebesar 64-bit (Atau lebih umum dikenal dengan modus single-channel). Jadi meski hanya ada 2(dua) DIMM slot yang tersedia, namun mode operasional-nya akan tetap pada single-channel(64-bit), dan tidak mungkin menjadi dual-channel(128-bit). Lalu, karena rating TDP yang diberikan AMD cukup rendah, kami mencoba bermain-main dengan PSU berkapasitas kecil pula, yakni 200 W.
Oh ya, walaupun sistem ini harusnya menjadi sistem dengan harga ‘murah’, kami tetap menggunakan SSD sebagai testbed untuk menjaga agar semua skor yang kami keluarkan lebih konstan dan tidak terlalu bervariasi seperti saat kami menggunakan HDD.
Benchmark
Untuk pengujian singkat kali ini, kami akan menggunakan beberapa benchmark sintetik, mulai dari AIDA64, Cinebench R11.5 64-bit, lalu 3DMark (Cloud Gate dan Fire Strike):
*klik untuk memperbesar gambar*
AIDA64 4.20.2800 Memory Read

Dengan lebar bus ‘hanya’ 64-bit, memang memori bandwidth yang dimiliki Athlon 5350 agak kecil, bahkan tidak bisa menyentuh 10 GB/s. Padahal, konfigurasi RAM yang kami gunakan sudah cukup optimal, yakni DDR3-1600(Frekuensi maksimal yang didukung core Kabini) dengan timing 9-9-9-27.
Cinebench R11.5 x64 (Multi-CPU)

Cinebench R11.5 multi-cpu memiliki hasil yang cukup baik, yakni sekitar 2.04 point. Perlu diketahui, AMD APU Trinity A6-5400K (dual-core) yang memiliki harga serupa dengan Athlon 5350 hanya mendapat sekitar 1.47 Poin. Ini menunjukkan bahwa performa multi-threading dari prosesor berbasis arsitektur Jaguar dengan konfigurasi quad-core ini tidak terlalu lemah seperti yang sempat kami perkirakan.
3DMark Cloud Gate

3DMark Fire Strike

Pada kedua 3DMark, AMD Athlon 5350 yang memiliki AMD Radeon HD 8400(akankah nanti di-rename ke Radeon R3 Graphics? kami juga belum tahu) dengan 128 Radeon Cores berbasis GCN memiliki performa yang mungkin hanya sedikit lebih baik dari solusi Intel HD Graphics 2500(pada Ivy Bridge), dan masih terpaut jauh sekali dari AMD APU Kaveri yang memang memiliki performa grafis yang tinggi.
Gaming ringan pada 720p
GPU pada AMD Athlon 5350 memang tidak terlalu mumpuni dibandingkan APU kelas atas dari AMD seperti A10-6800K ‘Richland’ dan A10-7850K’ Kaveri’. Namun rasa penasaran kami cukup besar untuk menguji performa dari GPU terintegrasi dari AMD Athlon 5350 saat menangani beberapa game ringan pada detail rendah dan resolusi 1280 x 720 (720p).
GRID2

Pada game GRID 2, kami mencoba menjalankan benchmark terintegrasi pada setting 1280 x 720, preset Ultra Low, tanpa AA. Contoh screenshot-nya bisa anda lihat diatas. Hasil benchmark-nya sebagai berikut:

Pada resolusi 720p di detail Ultra Low, Athlon 5350 dan GPU-nya masih bisa menghasilkan rata-rata 37.5 FPS, dan minimum FPS pada 29.67. Game masih cukup playable pada setting ini.
PES 2013

Game sepakbola popular yakni PES 2013 bisa dimainkan tanpa masalah pada resolusi 1280 x 720 dengan preset detail Medium. Pada setting ini, kami mendapat seluruh gameplay berjalan pada 60 FPS, dan hanya turun ke 45-50 FPS sesekali saat cutscene.
Street Fighter x Tekken

Game fighting ini tidak terlalu berat bagi sebagian besar PC. Dengan detail diset pada tingkat rendah(mematikan shadow, tanpa AA) serta resolusi 1280 x 720, kami bisa mendapat rentang FPS dari 57 – 60 FPS. Turun-nya FPS ke sekitar 57-an ini kadang sedikit terasa mengganggu apabila anda sedang melakukan berbagai combo yang membutuhkan ketepatan input dari gamepad/fight stick anda. Jika anda ingin bermain pada mode kompetitif dengan sebuah Athlon 5350, anda nampaknya akan terpaksa menurunkan tingkat resolusi ke 1024 x 768 untuk mendapat 60 FPS selama gameplay.
Konsumsi Daya
Kami menyempatkan menguji konsumsi daya Athlon 5350 saat kami memainkan game GRID 2. Berikut ini konsumsi dayanya:

Anda tidak salah lihat, sistem AMD Athlon 5350 kami memang hanya mengkonsumsi daya 35 Watt saat gaming load GRID 2. Pada kondisi idle di OS dengan power management ada di ‘Balanced’, kami mendapat nilai serendah 16-18 Watt saja.
Kesimpulan Sementara
Pernyataan AMD yang mengatakan bahwa prosesor AMD Athlon 5350 dan seisi platform AM1 ditujukan pada segmen low-cost, low-power mungkin benar adanya. Performa-nya pada beberapa aplikasi sintetik tidak terlalu buruk, apalagi mengingat konsumsi daya-nya yang begitu rendah. Tidak lupa juga, dengan meng-integrasikan semua komponen pada CPU, AMD berusaha menekan harga platform AM1 ini serendah mungkin(terutama pada motherboard), meskipun kami sendiri belum tahu pasti berapa nantinya harga prosesor + motherboard platform AM1 saat resmi dirilis di Indonesia nanti. Dari harga APU-nya saja, nampaknya AMD berusaha menempatkan APU ini sebagai lawan langsung prosesor Pentium atau Celeron dari Intel yang memiliki dua inti(dual core), atau mungkin juga Celeron J ‘Bay Trail’ quad-core.
Jika dinilai ‘per core’ saja, CPU dari AM1 Kabini ini tidak terlalu kencang. Game-game yang sangat menuntut performa-single threaded (dota2 dan starcraft misalnya) akan menjadi titik lemah dari prosesor Athlon 5350, sehingga kami belum bisa menyarankan Athlon 5350 untuk disandingkan dengan sebuah kartu grafis add-on sebagai solusi rig gaming murah, karena keterbatasan performa single-threaded ini. Meski demikian, saat ke-4 core-nya terpakai, processing powernya bisa dibilang cukup memadai untuk tugas-tugas ringan (bahkan APU A6-5400K yang memiliki clock lebih tinggi bisa kalah di benchmark Cinebench).
Dari segi GPU, Athlon 5350 memiliki IGP dengan 128 Stream Processor berbasis arsitektur GCN, cukup ok untuk casual gaming di detail dan resolusi rendah, namun akan kurang menggigit untuk bermain game 3D Berat, terutama juga karena keterbatasan memory controller pada Kabini, yang hanya memiliki konfigurasi single-channel (64-bit).
Jadi, berbekal data dari pengujian (sangat) singkat yang kami lakukan kepadanya, kami berani menyimpulkan bahwa Athlon 5350 cocok digunakan untuk solusi desktop murah hemat daya dengan kemampuan multimedia yang cukup, namun kurang cocok digunakan sebagai solusi PC gaming.
