LINE Menyangkal Bakal Dijual ke Operator
Pekan lalu, tersiar rumor yang cukup mengejutkan, aplikasi instant messaging asal Jepang, LINE bakal segera dilepas ke Softbank, salah satu operator seluler terkemuka di Jepang. Namun sayangnya, kabar tersebut langsung ditepis oleh pihak LINE.

“Laporan itu tidak mendasar. Kami belum punya pembicaraan apapun dengan SoftBank. Tidak ada alasan bagi kami untuk menjual saham dan memang tidak ada rencana untuk menjual LINE,” tegas seorang pejabat di Naver, perusahaan yang memliki LINE, seperti dikutip dari kantor berita Reuters.
Datangnya rumor tersebut, bermula ketika Bloomberg menurut sumber ekslusifnya melaporkan, pendiri Softbank, Masayoshi Son, tengah mengadakan pembicaraan akuisisi maupun pembelian saham dengan LINE. Dirinya juga dikatakan, meminta LINE agar tidak terlalu terburu-buru untuk melakukan penawaran saham perdananya (IPO) di lantai bursa.
Kini, LINE menjadi salah satu layanan instant messaging paling populer asal Asia dengan pengguna terbanyak berasal dari Thailand, Taiwan, dan Indonesia. Analis pun memberikan taksiran harga bila seandainya LINE dijual ke pihak lain, yakni mencapai US$ 14 miliar. Sebagai perbandingan, Facebook membeli WhatsApp senilai US$ 19 miliar, sementara Viber oleh Rakuten senilai US$ 900 juta.
“Sebuah kesepakatan dengan Softbank, khususnya akan membantu LINE menghasilkan sinergi dengan menggabungkan layanan mobile dan platform messenger. Hal ini juga akan membantu LINE memperluas pasar di AS, di mana Softbank juga telah agresif berkenspansi,” kata Lee Chang-young, seorang analis di Tong Yang Securities.
Saat ini, Softbank diangap perusahaan tamak dalam hal pengakuisisian maupun investasi di layanan mobile perusahaan lain. Belum lama ini, operator terbesar ketiga di Jepang itu dilaporkan telah membeli 80 persen saham operator seluler di AS, Sprint senilai US$ 21,6 miliar dan berniat mencaplok T-mobile senilai US$ 20 miliar.