Review MSI Radeon R9 295X2: AMD R9 Terkencang Untuk Gaming Bertenaga

Penampang atas PCB Radeon R9 295X2. Komponen chip GPU ditempatkan pada sisi ujung kanan dan kiri PCB sementara pada sisi tengah ditempatkan komponen VRM graphics card. Radeon R9 295X2 dilengkapi desain VRM 12-phase power dimana 8-phase power dialokasikan untuk dua chip GPU, 2-phase power untuk chip memori, dan 2-phase power lainnya untuk memory interface. Sementara itu pada sisi tengah PCB dapat ditemukan chip PLX PEX8747 yang menyediakan 48 jalur PCIe 3.0 sebagai sarana komunikasi antar chip GPU.

Radeon R9 295X2 dilengkapi sebuah switch BIOS untuk memilih antara Main BIOS dan Backup BIOS. Sementara itu seperti graphics card dengan chip GPUHawaii lainnya, jalur komunikasi antar graphics card pada konfigurasi multi-GPU tidak lagi menggunakan Crossfire Bridge melainkan menggunakan jalur PCIe. Radeon R9 295X2 dapat digabungkan dengan graphics card serupa untuk menjalankan konfigurasi Quad CrossfireX.


Radeon R9 295X2 dilengkapi dua konektor daya PCIe 8-pin. Dengan konfigurasi seperti itu seharusnya graphics card hanya bisa mendapatkan asupan daya hingga sebesar 375 Watt, 150W+150W+75W (PCIe 8-pin+PCIe 8-pin+ PCIe x16 slot). Menariknya Radeon R9 295X2 membutuhkan asupan daya hingga sebesar 500 Watt dimana hal tersebut menandakan setiap konektor PCIe 8-pin bekerja di luar nilai standar dan paling tidak harus mampu menyuplai daya sebesar 212 Watt. Oleh karena itu AMD merekomendasikan penggunaan power supply dimana setiap konektor daya PCIe 8-pin tersebut mampu memberikan asupan sebesar 28 A dan 50 A untuk gabungan kedua konektor. Gunakan power supply dengan kemampuan suplai daya lebih dari 700 Watt.

Konektor standar Radeon R9 295X2 terdiri dari:
- 1x Dual-link DVI-D
- 4x mini-DisplayPort
Graphics card ini siap menjalankan konfigurasi multi-monitor Eyefinity dengan menggunakan hingga enam buah monitor dan siap menangani perangkat display Ultra HD/4K. Cukup disayangkan dengan konfigurasi konektor display seperti ini, konfigurasi Eyefinity cukup sulit dilakukan mengingat pengguna perlu menggunakan monitor dengan input Display Port dimana monitor tersebut cukup sulit ditemukan di pasar Indonesia. Cara termudah adalah dengan menggunakan konverter display seperti mini-DP to HDMI atau mini-DP to DVI walaupun pengguna perlu merogoh kocek hingga ratusan ribu rupiah untuk mendapatkan satu konverter display tersebut.












