Google Akuisisi Startup Satelit
Raksasa mesin pencari Google baru saja mengakuisisi Skybox, perusahaan satelit pencitraan senilai US$ 500 juta. Langkah ini dilakukan Google sebagai upaya merealisasikan proyek ambisiusnya, menyediakan internet berbasis satelit ke daerah-daerah terpencil yang belum bisa dijangkau operator telekomunikasi dan ISP.
Awalnya, niat Google mengakuisisi Skybox hanya untuk meningkatkan kualitas gambar pencitraan untuk layanan pemetaannya, Google Maps. Namun, rencana bisnis tersebut berkembang menjadi lebih luas lagi. Google berencana menggunakan satelit Skybox yang sudah mengorbit di atas bumi guna memancarkan jaringan internet ke sejumlah wilayah terpencil. Google ingin setengah miliar lebih penduduk dunia yang belum bisa menikmati internet bisa mendapatkannya.

“Waktu yang tepat untuk bergabung dengan sebuah perusahaan yang dapat menantang kita untuk berpikir lebih hebat dan berani dan yang dapat mendukung kami dalam mempercepat visi ambisius kami,” tulis Skybox dalam sebuah pernyataan.
Skybox sendiri merupakan startup yang baru berusia lima tahun dan memiliki sekitar seratus karyawan. Kantor pusatnya hanya berjarak satu mil dari kantor pusat Google di Mountain View, California. Skybox didirikan oleh seorang veteran di industri kedirgantaan AS, Tom Ingersoll. Pihaknya, beberapa waktu lalu juga berhasil memperoleh pendanaan modal ventura hingga US$ 91 juta
Belum lama ini, Google dilaporkan telah menyiapkan dana sekitar US$ 1 miliar hingga US$ 3 miliar untuk menghadirkan teknologi satelit yang dapat memancarkan jaringan internet dari atas bumi. Diperkirakan, ada sekitar 110 unit satelit kecil yang bakal digarap Google sehingga kesemuanya itu bisa mengitari bumi pada ketinggian di bawah satelit konvensional yang sudah ada.
Satelit sendiri bukan satu-satunya perangkat teknologi yang digunakan untuk merealasikan proyek mahalnya ini. Pihaknya juga sudah menguji coba balon udara bernama Loon Project yang mampu memancarkan jaringan internet dari udara. Selain itu, Google bersama Titan Aerospace, perusahaan yang diakuisisinya, tengah mengembangkan pesawat tanpa awak atau drone bertenaga solar yang diperuntukan untuk proyek serupa.














