Uji Game pada Intel Pentium G3258: Solusi Prosesor PC Gaming Murah?
FRAFS bench Viewer – Worst 1% Frametime
Setelah menganalisa lebih lanjut, kami menemukan bahwa ada cara lain untuk menentukan apakah sebuah sistem PC mengalami ‘stutter’ yang parah atau tidak. Salah satunya adalah dengan menganalisa frametime log dari FRAPS menggunakan FRAFS Bench Viewer.
Tool sederhana ini dapat menghitung secara otomatis bagian 1% frame yang ‘terburuk’ dari sebuah sistem.
Anda bisa melihat contohnya dibawah ini:

Data diatas adalah frametime yang sudah diurutkan, dari yang terbaik(paling kiri), hingga yang terburuk(paling kanan). Gampangnya, bagian paling kiri adalah frametime terendah(FPS Maksimum), sedangkan bagian paling kanan adalah frametime tertinggi(FPS Minimum). Bagian garis merah yang kami gambar diatas menggambarkan nilai 1% frametime terburuk dari seluruh frametime yang ada. FRAFS bench viewer menamakan ini sebagai ‘1% Time’.
Nah, sekarang pertanyaannya, mengapa kami tidak lantas mengambil nilai FPS minimum saja, dan repot-repot mencari nilai 1% yang terburuk? Jawabnya adalah: Minimum FPS kadang tidak bisa menjadi acuan karena seringkali dipengaruhi aspek2 lain, seperti storage access, driver error, dan lain sebagainya. Mencari nilai 1% frametime terburuk dari seluruh data biasanya lebih sering memberikan nilai yang lebih akurat untuk menggambarkan ‘stuttering‘.
Catatan tambahan: 1% worst frametime ini memiliki nama lain ’99th Percentile Frametime’.
Menggunakan FRAFS Bench Viewer, kami mencari nilai 1% frametime terlambat, lalu meng-konversinya ke nilai FPS ( FPS = 1000 / Frametime, frametime dalam ms). Tentunya, sistem yang lebih kencang akan memiliki nilai 1% Worst FPS lebih tinggi, sehingga efek ‘stuttering’-nya lebih kecil. Umumnya, nilai ini akan lebih rendah dari nilai Average FPS.
Berikut ini hasilnya:
FRAFS – Worst 1% FPS – Battlefield 4




FRAFS – Worst 1% FPS – Crysis 3




Sistem G3258 memiliki nilai Worst 1% FPS yang jauh lebih rendah dari Core i5-4670K, yang akhirnya menjelaskan mengapa bermain game pada sistem i5-4670K terasa lebih nyaman dari G3258. Untungnya, mengoverclock G3258 ke 4.4Ghz bisa sedikit membantu perolehan Worst 1% FPS-nya, walau belum bisa setinggi Core i5-4670K.
Kesimpulan Sementara

Jika dibandingkan dengan prosesor Core i5-4670K, performa gaming prosesor Intel Pentium G3258 terlihat agak ‘timpang’. Hal ini sangat wajar, karena harga sebuah prosesor Core i5-4670K bisa tiga kali lebih mahal dari sebuah Pentium G3258. Perbedaan kentara ini juga terjadi karena game yang kami uji adalah game-game yang cukup ‘menyiksa’ CPU, dan mungkin akan menggambarkan performa prosesor murah G3258 dalam menangani game-game masa depan.
Sebenarnya, jika menimbang harganya, prosesor Pentium G3258 tidak memiliki performa yang terlalu buruk, dan masih memiliki gaming performance yang cukup lumayan, terutama ketika dioverclock.Hanya saja, dengan hasil yang kami rasakan diatas, bisa jadi Pentium G3258 akan kurang cocok untuk dipasangkan dengan kartu grafis high-end diatas Rp 3 Juta Rupiah, karena pengalaman bermain game anda bisa sedikit terganggu dengan variasi frametime pada G3258, yang kemungkinan besar terjadi karena si prosesor sudah ‘kewalahan’ menangani berbagai kalkulasi pada game, sekaligus harus memberikan tugas pada GPU untuk melakukan rendering.
(Berdasarkan perkiraan kami sekarang, kami rasa pilihan kartu grafis maksimal untuk disandingkan dengan si G3258 ada di range GTX 750 / 750 Ti atau Radeon R7 260X / R7 265)
Pentium G3258 jelas memiliki potensi untuk dijadikan komponen PC Gaming Murah, namun si pengguna perlu memilih pasangan komponen lain dengan cermat(misalnya GPU).
Melihat data diatas, kami tertarik untuk menguji performa prosesor dual-core ini lebih lanjut dengan game-game modern seperti Watch Dogs(yang membutuhkan prosesor quad-core). Masih banyak yang perlu dikaji darinya. Simak terus update seputar prosesor Pentium G3258 Anniversary Edition, hanya di JagatReview!
Baca Juga: Hands-on Review Pentium G3258 Anniversary Edition (versi engineering sample)