LegaTalk, Platform Media Sosial Anonim

Media sosial memang telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern saat ini. Apalagi dengan perkembangan yang cukup pesat dari perangkat mobile seperti smartphone, membuat setiap developer bisa menghadirkan aplikasi untuk memudahkan pengguna selalu terhubung dengan akunnya.
Salah satu kegiatan yang tentunya kerap dilakukan oleh pengguna media sosial adalah curhat. Banyak dari pengguna yang tak ragu untuk menuangkan opini dan unek-uneknya di platform tersebut. Meski begitu, tak sedikit pula yang masih menahan diri karena takut curhatannya di media sosial akan ditanggapi negatif atau berlebihan oleh pengguna lainnya.
Hal inilah yang melandasi Creative HotHouse mengembangkan sebuah aplikasi bernama LegaTalk. Intinya, platform media sosial baru ini membuat pengguna tidak perlu mengungkapkan jati dirinya, alias anonim. LegaTalk menjamin 100 persen bahwa sesama pengguna tidak bisa saling mengetahui siapa orang yang mem-posting sesuatu di LegaTalk.
“Hal yang wajar bagi anak muda sekarang membicarakan hal-hal apapun di media sosial, karena bisa memberi kelegaan tersendiri para diri mereka. Setiap orang butuh curhat, dan orang butuh tempat curhat yang sifatnya rahasia tanpa khawatir akan ada masalah yang mengikuti (akibat curhatannya itu),” ujar Roslina Verauli, Psikolog Anak dan Remaja, dalam acara temu pers di Jakarta, Kamis (25/9).

Sebagai sebuah platform media sosial anonim lokal yang pertama, LegaTalk terbukti cukup diminati. Aplikasi LegaTalk yang hadir di Android pada Juni 2014 dan iOS pada Juli 2014 telah berhasil menggaet pengguna mencapai 40 ribu. Tampilannya pun tergolong sederhana dengan tiga buah kolom, yakni Hot, Friends, dan All. Meski bersifat anonim, pengguna tetap bisa memberi komentar atau sekadar membeli ‘love’ pada posting-an pengguna lainnya, dengan tetap merahasiakan identitasnya.
“Kami berharap dengan LegaTalk, siapa pun dapat merasakan manfaat aplikasi ini untuk mengekspresikan atau meluapkan perasaannya tanpa khawatir malu atau dihakimi lingkungan sekitarnya,” kata Asmara Wreksono, Head of Communication Creative HotHouse.

Lalu, bagaimana dengan kemungkinan LegaTalk dijadikan ajang berjualan, pornografi, posting-an yang bersifat SARA, dan konten-konten lainnya yang dianggap kurang pantas? Pihak Creative HotHouse mengklaim akan selalu ada pengembangan yang akan membuat sistem filterisasi di LegaTalk menjadi lebih baik, sehingga konten-konten semacam itu bisa dibendung.
Penasaran seperti apa? Langsung saja coba aplikasi ini di smartphone Anda dengan mengunduhnya secara gratis di Google Play maupun Apple App Store.