Banyak Pengembang Aplikasi Berpenghasilan ‘Minim’
Lebih dari setengah pengembang aplikasi mobile di seluruh dunia diketahui berpenghasilan kurang dari US$ 911 per bulan. Jumlah ini termasuk kecil, mengingat beberapa pengembang lainnya bisa meraup penghasilan lebih dari setengah juta dolar per bulan. Demikian laporan terbaru yang diterbitkan periset pasar Strabase.

Menurut laporan Strabase, rata-rata pengembang aplikasi mobile, baik secara individu maupun berbentuk startup di seluruh di dunia masih berpenghasilan cukup minim. Sebanyak 52 persen pengembang memiliki pendapatan di bawah US$ 1.000 per bulan.
Sementara pengembang yang memiliki penghasilan rata-rata lebih dari US$ 500.000 per bulan, hanya lima persen saja. Pengembang berpenghasilan cukup besar ini biasanya masuk dalam kategori pengembang besar dan aplikasi atau game buatannya begitu populer di kawasan Amerika Utara, Eropa Barat, dan Asia Timur.
Sementara itu, dari segi platform sistem operasi mobile, rata-rata pengembang aplikasi iOS dilaporkan berpenghasilan lebih tinggi dibanding Android. Fenomena ini terjadi lantaran pengguna iOS yang lebih loyal dalam membeli aplikasi atau konten berbayar.
Penghasilan dari pengembang ini sendiri, umumnya didapat melalui penjualan konten berbasis in-app-purchasing (IAP). Tak sedikit dari mereka yang juga meraup pendapatan melalui iklan pihak ketiga yang dipasang di dalam aplikasi buatannya.
Dengan makin tingginya penghasilan pengembang, juga berimbas ke pemilik toko aplikasi resmi itu sendiri, seperti Google Play Store dan Apple App Store. Kedua raksasa perangkat mobile itu bertindak sebagai perantara dan berhak menarik royalti sekitar 30 persen dari tiap konten atau aplikasi yang dibeli pengguna. Maka tak heran, dalam setahun, keduanya bisa meraup penghasilan lebih dari 1 miliar dari toko aplikasinya.