Schneider Electric IT Solution Day 2015 Bahas Pentingnya Infrastruktur Pintar
Pada Rabu (25/3), Schneider Electric IT Solution Day 2015 resmi digelar di Fairmont Hotel, Jakarta. Tujuan dari acara tahunan dari Schneider Electric ini adalah untuk membahas akan pentingnya infrastruktur yang tidak hanya canggih tetapi juga pintar dan terintegrasi sshingga mampu mendukung kebutuhan akan data center saat ini.

“Kami percaya bahwa untuk bisa mencapai sebuah solusi yang efisien, reabilitas tinggi, memiliki density dan lain sebagainya, dibutuhkan tidak hanya perangkat atau komponen yang canggih saja melainkan juga sebuah solusi utuh yang saling terintegrasi. ” Jelas Michael Kurniawan, Business Vice President untuk Schneider Electric IT Indonesia.
Digitalisasi merupakan pertumbuhan yang semakin bertumbuh pesat. Dari 1991 hingga 2010, pertumbuhan penetrasi mobile meninggi dari 0,4 persen menjadi 91,1 persen. Data yang keluar dan masuk semakin tinggi juga, terutama butuh perangkat yang mampu menampung seluruh data yang sangat besar tersebut. Dengan penetrasi digital dan internet yang bertumbuh makin tinggi dari tahun ke tahun, maka kebutuhan akan sebuah infrastruktur data center yang cerdas merupakan hal yang penting terutama bagi para pelaku bisnis dan industri. Namun masalah sistem pendingin dan efisiensi masih menjadi keluhan bagi sebanyak 84 persen pengguna data center. Hal ini lah yang akan dijawab dengan solusi data center terintegrasi oleh Schneider Electric.
Dalam Schneider Electric IT Solution Day 2015 ini juga, mengundang panelis Marfani sebagai General Manager Core Network & Facilities Engineering PT Telekomunikasi Seluler Tbk., Imam Sukmana sebagai Vice President Hosted Managed Services Telkomsigma, dan Faisal Yusman sebagai konsultan data center dari PT Transtellar Inti Mitra. Pada diskusi dengan para panelis, diungkapkan bahwa transformasi pada sektor infrastruktur data center membutuhkan beragam hal yang perlu untuk dipertimbangkan terlebih dengan sistem pendingin untuk bisa mencegah perubahan cuaca yang tidak menentu juga di Indonesia saat ini, masalah down time, atau penampung data untuk aplikasi korporasi, telekomunikasi, mesin billing dan database.

“Mengapa kami bertransformasi, terdapat beberapa alasan dan salah satunya adalah kami harus terus menampung data dan konten yang pertumbuhannya tinggi. Sehingga kami akan membutuhkan sebuah data center yang mampu menampung seluruh hal tersebut. Dan setelah bertransformasi, kami mendapatkan beragam hal positif karena infrastruktur yang lebih aman dan realibitasnya tinggi yang dapat menarik pelanggan baru. Kami juga mampu memantau secara real time untuk bisa menjawab kebutuhan para pelanggan kami, efisien dalam segi cost dan agile,” ujar Marfani.
Transformasi yang dilakukan oleh Telkomsigma yang diwakili oleh Imam Sukmana juga memberikan dampak positif, “Keuntungan yang kami peroleh ini salah satunya adalah data center yang lebih maksimal secara performa, sistem monitoring yang dipantau dari satu titik, sehingga mampu memberikan performa real time dan memberikan kemampuan untuk melakukan capacity planning.”

Bagaimana caranya untuk bisa merencanakan dan membangun sebuah infrastruktur data center yang cerdas? Faisal Yusman mengatakan bahwa, kadang-kadang masih ada pelanggan yang melakukan kesalahan dalam perencanaan data center-nya. Untuk mencegah kekeliruan yang sering terjadi tersebut, Yusman pun mengatakan bahwa perencana butuh melakukan persiapan infrastruktur data center secara matang dari awal hingga akhir dengan melihat tujuan akhir terlebih dahulu untuk mampu mengakomodasi segala perkembangan yang akan dibutuhkan oleh bisnis untuk ke depannya.